Bisnis.com, JAKARTA—Produsen baja lapis PT NS BlueScope Indonesia membidik kenaikan penjualan baja lapis yang disokong oleh pengerjaan proyek strategis.
Perseroan menargetkan kenaikan penjualan sebesar dua digit pada tahun ini. Ekspektasi itu berada di atas tren pertumbuhan pasar baja lapis sebesar 9% setiap tahun. “Target penjualan kami lebih tinggi dari pertumbuhan rata-rata pasar," ujar Vice President Major Projects PT NS Bluescope Indonesia Iwan S. Gandamulya, di Jakarta, Selasa (29/8/2017).
Penjualan baja lapis nasional didominasi oleh penyediaan untuk proyek konstruksi.
Permintaan domestik terhadap produk baja lapis mencapai 1,65 juta ton pada tahun lalu. Sebanyak 1,08 juta ton di antaranya merupakan penjualan ke sektor konstruksi. Sementara sisanya sebanyak 570 ton merupakan penjualan ritel.
Bluescope Indonesia, melalui Lysaght, juga menyediakan jasa konsultasi, produksi, dan pemasangan baja lapis untuk beragam keperluan, seperti atap dan struktur bangunan.
“Project yang sedang dikerjakan itu misalnya konstruksi fasilitas pendukung di PLTU Takalar dan PLTU Bangka,” ujar Manajer Pemasaran PT NS Bluescope Indonesia I Gede Ananta Wijaya.
Sejumlah proyek itu bakal menjadi portofolio tambahan perseroan pada penjualan produk atap proyek konstruksi. Sebelumnya, perseroan sudah merampungkan penjualan produk atap baja lapis pada Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta Tangerang, Bandara Deo Sorong, dan Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang.
“Sekarang kebutuhan roofing bandara yang luasnya tidak sebesar Soekarno Hatta pun membutuhkan spesifikasi baja lapis yang bermacam-macam karena desain yang makin modern,” ujarnya.