Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan berupaya agar produk perikanan Indonesia dibebaskan dari bea masuk ke Jepang agar dapat bersaing dengan produk asal Thailand dan Filipina.
Sekalipun telah menjalin kemitraan ekonomi komprehensif dengan Jepang (IJEPA), menurut Susi tarif impor produk perikanan Jepang dari Indonesia rata-rata masih 7%.
Keinginan agar tarif diturunkan hingga nol persen juga disampaikannya saat berkunjung ke Negeri Matahari Terbit awal pekan ini.
Kepada Menteri Pertanian, Kehutanan dan Kelautan Jepang Ken Saito, Susi mengemukakan banyak perusahaan Jepang ingin membuka pabrik pengolahan ikan di Indonesia, termasuk Itochu yang ingin merelokasi pabrik di Thailand ke Indonesia.
Dia menjelaskan bea masuk tidak hanya berdampak pada pengusaha Indonesia, tetapi jug pengusaha Jepang di Indonesia yang membutuhkan bahan mentah.
“Pengusaha Jepang yang melakukan relokasi usaha ke Indonesia, lalu mengekspor ke Jepang lagi kan kena tarif impor Jepang. Padahal dari negara Asean lain, Jepang sudah memberikan tarif masuk nol. Jadi, kami memperjuangkan hal ini agar Indonesia juga dapat nol persen tarif masuk ke Jepang,” katanya dalam siaran pers, Sabtu (26/8/2017).
Baca Juga
Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Nilanto Perbowo menambahkan seharusnya Jepang membebaskan bea masuk bagi produk perikanan dari Indonesia mengingat Indonesia telah memerangi pencurian ikan sangat baik dan cepat seperti yang diharapkan komunitas global.
Menanggapi itu, Saito berpendapat perlu perundingan antara kedua negara untuk memutuskan perubahan tarif.
"Saya mendukung kerja sama antara Jepang dan Indonesia dan diharapkan dapat lebih ditingkatkan,” katanya.
Sebelumnya, Susi menyampaikan niat korporasi Jepang Itochu Corporation memindahkan pabrik pengolahan ikannya di Thailand ke Indonesia dengan alasan sumber bahan baku di negara ini melimpah.
Itochu sebenarnya telah berinvestasi di bidang pengolahan ikan di Indonesia. Berkongsi dengan Hagoromo Foods Corporation, Itochu mendirikan perusahaan pengalengan tuna, PT Aneka Tuna Indonesia, di Pasuruan, Jawa Timur.
Perusahaan dengan kapasitas pengalengan 60.000 ton per tahun atau terbesar di Indonesia itu beroperasi sejak 1991. Sekitar 90% hasil produksi diekspor, sedangkan 10% dipasarkan di dalam negeri dengan merek Sunbell dan Bestunaku.