Bisnis.com, SURABAYA – Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropuka (Balitjestro) Kementerian Pertanian mencatat Indonesia ternyata memiliki varietas jeruk yang sangat banyak, mencapai 238 jenis.
Ratusan varietas jeruk tersebut dikenal masyarakat dalam beberapa kelompok besar yaitu siam, keprok, dan pamelo.
Peneliti Senior Balitjestro Suhariyono mengungkapkan seluruh varietas jeruk tersebut merupakan plasmanutfah asli Indonesia yang tumbuh sesuai kondisi dan kecocokan geografis masing-masing provinsi di Tanah Air.
“Saat ini Balitjestro sedang mengembangkan sekitar 20-an varietas. Dari 238 jenis jeruk itu, sudah banyak varietas yang kami lepaskan untuk dikomersilkan. Masyarakat mengembangkan sesuai karakter masing-masing daerah. Bibit benihnya sangat spesifik lokasi,” jelas Suhariyono pada Bisnis, Selasa (22/8).
Blitjestro merupakan satu-satunya Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Litbang Pertanian yang bertanggung jawab dalam memproduksi dan mendistribusikan pohin jeruk induk yang bebas dari segala penyakit.
Dengan bebas dari berbagai macam penyakit, jeruk Indonesia akan memiliki daya saing di pasar lokal dan internasional. Apalagi, saat ini pemerintah berupaya menahan laju jeruk impor yang sangat deras, terutama dari China.
Baca Juga
Balitjestro menilai salah satu cara untuk mengadang gempuran jeruk impor adalah dengan perbaikan produktivitas dan mutu buah. Pertumbuhan impor jeruk mencapai 10% per tahun dan sejak 2014 lalu nilainya menembus Rp1,5 triliun.
“Tugas utama Balitjestro adalah pada fungsi riset. Kami memastikan benih atau batang yang didistribusikan pada masyarakat sudah bebas dari penyakit,” terang Suhariyono.
Adapun, Balitjestro mendistribusikan sekitar 5.000 batang benih sumber jeruk dan buah subtropika bebas penyakit setiap tahunnya. Pada 2016 lalu, Balitjestro memproduksi benih dasar jeruk sebanyak 318 batang dan benih pokok jeruk sebanyak 11.916 batang.