Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester Kedua, Pengusaha Ingin Belanja Pemerintah Digenjot

Pengusaha makanan minuman berharap pemerintah meningkatkan realisasi belanja pemerintah pada semester kedua tahun ini.
Gerai Hero Supermarket/JIBI
Gerai Hero Supermarket/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA—Pengusaha makanan minuman berharap pemerintah meningkatkan realisasi belanja pemerintah pada semester kedua tahun ini.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia Adhi S. Lukman menyatakan pemerintah masih harus mendorng kenaikan belanja pemerintah sebagai pemantik konsumsi masyakarat.

“Meskipun kecil, kenaikan belanja pemerintah itu pengaruhnya sangat besar untuk memantik konsumsi,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (8/8).

Menurutnya, pengusaha berbasis produk consumer merasakan betul adanya penurunan penjualan meski data pemerintah memastikan daya beli tak menurun pada kuartal kedua lalu.“Kami berharap belanja pemerintah bukan hanya tersalur ke proyek infrastruktur. Tapi pengeluaran pemerintah juga harus bisa lebih terasa kepada konsumen.”

Adhi menyatakan pemerintah juga perlu meyingkirkan berbagai regulasi yang masih menghambat pertumbuhan industri. Menurutnya, akses terhadap bahan baku industri tak boleh lagi mendapat berbagai hambatan.

“Apakah itu misalnya dengan pengetatan ketentuan impor bahan baku garam, gula dan sebagainya. Itu yang tidak boleh lagi dihambat,” ujarnya.

Menurutnya, laju pertumbuhan industri makanan minuman pada kuartal kedua lalu masih terbantu oleh permintaan pasar ekspor.

“Ekspor saya rasa masih menjadi harapan untuk mendongkrak permintaan di tengah menurunnya permintaan domestik. Maka pemerintah juga perlu menggenjot ekspor pada semester kedua untuk mendorong pertumbuhan.”

Laju pertumbuhan industri makanan minuman sedikit mengalami perlambatan bila merujuk capaian kuartal kedua tahun lalu. Badan Pusat Statistik mencatat pertumbuhan industri makanan minuman sebesar 7,19% pada kuartal kedua 2017.

Pertumbuhan itu masih bergerak di atas pertumbuhan ekonomi semester pertama sebesar 5,01%. Hanya saja, laju pertumbuhan itu lebih lambat ketimbang kinerja pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 8,25% dan kuartal kedua 2016 sebesar 8,13%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper