Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan bahwa saat ini kebijakan pencabutan subsidi benih dilakukan untuk kebaikan petani.
Pada 2015, dilaporkan bahwa hanya 5 persen subsidi benih yang terserap. Sehingga petani yang menikmati hanya sekitar 2 persen saja.
"Kami cabut subsidi benih Rp1 triliun, diganti menjadi pembagian benih unggul gratis yang diberikan secara langsung seperti benih padi, cabai, jagung kepada seluruh petani di Indonesia," jelas Amran dalam keterangan resmi yang diterima Sabtu, (5/8). Amran menghadiri kegiatan masa Reses Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI dan Panen Raya seluas 300 ha di hamparan seluas 6.000 ha di Desa Sumber Sari, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Dalam kesempatan itu, Amran kembali mengklaim bahwa hingga saat ini tidak ada impor jagung. Sebelumnya, setiap bulan Agustus impor jagung sebesar 2 Juta Ton.
"Ini merupakan kerjasama dari semua pihak, kita sepakat kalau negeri ini tidak butuh, jangan impor, kasihan petani, " katanya.
Amran menegaskan bahwa setiap kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Pertanian adalah untuk melindungi petani. "Kami minta hasil produksi dibeli semahal - mahalnya dari petani, tetapi di jual semurah-murahnya untuk konsumen, " katanya.
Pada kegiatan itu Kementerian Pertanian memberikan bantuan alsintan kepada 11 Gapoktan di Desa Sumbersari Kab. Bandung berupa 10 unit traktor roda 4, 5 unit traktor roda 2, 18 unit pompa air, 6 unit power treser dan 9 unit cultivator.
Pada kesempatan tersebut juga, Amrab melaporkan bahwa musim panen di bulan April hingga September memiliki kualitas yang sangat bagus. "Kondisi ini perlu kita pertahankan agar di bulan kemarau ini tidak terjadi paceklik pada buln November, Desember dan Januari, " jelasnya.
Bulan Juli target luas tanam 1 juta ha perbulan telah tercapai, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 500 rb ha per bulan. Jumlah ini diharapkan juga dapat dicapai pada bulan Agustus dan September untuk menjaga kestabilan harga. "Kalau tanam 1 juta ha dikalikan dengan jumlah produksi 6 juta ton/ha GKG, maka akan menghasilkan 3 juta ton beras bahkan surplus 400.000 ton, " klaimnya.