Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menilai arus keluar dana asing atau capital outflow dari pasar saham dan surat utang selama dua minggu awal pada Juli 2017 sebagai sekedar aksi ambil untung.
Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo menuturkan investor cenderung melakukan rebalancing karena adanya perubahan kondisi global.
"Pertumbuhan ekonomi global masih baik di kisaran 3,5%, tetapi sumber pertumbuhannya ada perubahan karena pertumbuhan ekonomi AS ada koreksi turun, juga India," kata Agus selepas diskusi panel bersama MUI di kantor pusat Bank Indonesia (BI), Senin (24/7).
Sebelumnya, Agus mengungkapkan capital outflow pada minggu pertama Juli mencapai Rp11 triliun. Dengan perincian, arus dana asing yang keluar dari pasar modal mencapai Rp2 triliun dan surat berharga negara (SBN) sebanyak Rp9 triliun.
Namun, dia menegaskan total arus dana asing (net capital inflow) sejak awal tahun hingga 6 Juli 2017 mencapai sebesar Rp117 triliun (year to date/ytd).
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Agus mengungkapkan capital inflow sepanjang 2016 hanya sebesar Rp126 triliun.
"Sepenuhnya karena di Amerika risiko Fed Fund Rate akan naik dan neraca The Fed akan diturunkan, terus kemudian non-farm payroll-nya kinerjanya bagus dan PMI-nya kinerjanya bagus," ujar Agus beberapa waktu lalu (10/7).
Dia menegaskan kondisi tersebut bukan disebabkan oleh faktor dari dalam negeri. Hal ini terlihat dari mata uang negara lain yang ikut melemah. "Jadi bukan cuma Indonesia yang lemah," tegasnya.