Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Koperasi dan UKM berupaya mendorong wirausahawan muda untuk naik kelas lewat pendampingan bisnis.
Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengatakan saat ini minat anak muda Indonesia untuk berwirausaha sudah tinggi. Tetapi, tetap diperlukan manajemen usaha yang jelas, branding yang baik dan profesional, serta konsisten meningkatkan kualitas produk dan layanan.
Untuk itu, pembinaan terhadap wirausahawan muda tetap mesti berjalan.
“Tujuannya, agar mereka mampu menganalisa pasar dengan menciptakan produk yang memang dibutuhkan pasar. Jangan lupa faktor kemasan produk sehingga produk yang dihasilkan mampu berdaya saing di pasar, baik lokal maupun global,” papar dia dalam Kick Off Astra Start Up Challenge seperti dikutip dari pernyataan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (23/7/2017).
Meningkatnya rasio kewirausahaan Indonesia menjadi 3,01% pada 2016 dari hanya 1,65% pada 2013 disebut sebagai hasil kerja sama seluruh stakeholder. Jika sinergi seluruh pemangku kepentingan dapat terus berjalan dengan baik, maka rasio kewirausahaan nasional diyakini bakal terus bertumbuh dan mampu mengejar negara-negara maju.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016, dari 252 juta jiwa penduduk Indonesia terdapat 7,8 juta orang yang menjadi wirausahawan nonpertanian.
Puspayoga meminta daerah untuk aktif menggelar pelatihan kewirausahaan. Pasalnya, peningkatan rasio tersebut akan mampu berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, memangkas tingkat pengangguran dan kemiskinan, serta mendorong pemerataan kesejahteraan masyarakat.
Negara dengan rasio kewirausahaan di atas 2% masuk dalam kategori negara sejahtera. Namun, posisi Indonesia masih di bawah negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang masing-masing memunyai rasio 5% dan 7%. Adapun China, Jepang, dan AS berturut-turut mencapai 10%, 11%, dan 12%.
Adapun data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan terdapat 1,36 juta UMKM di seluruh Indonesia. Jumlah itu terdiri dari 1,33 juta usaha mikro, 24. 803 unit usaha kecil, dan 3.110 usaha menengah.
Dari angka tersebut, jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 6,87 juta orang. Sebanyak 4,76 juta orang bekerja di usaha mikro, 1,03 juta orang di usaha kecil, dan 687.363 orang lainnya di usaha menengah.