Bisnis.com, SEMARANG—PT Trans Retail Indonesia berencana melakukan ekspansi dengan menambah 10 gerai baru Transmart pada paruh kedua tahun ini dengan investasi hingga Rp200 miliar per gerai.
President Director and CEO Trans Retail Indonesia Shafie Bin Shamsuddin mengatakan nilai investasi per gerai itu di luar harga tanah. Menurutnya, dengan rencana tersebut total penambahan gerai tahun ini mencapai 23 unit.
Pada Jumat (16/6) pihaknya meresmikan tiga gerai anyar yaitu di Semarang, Depok dan Bandung. Pekan depan pihaknya akan meresmikan gerai ke-13 yang dibuka pada tahun ini, di Mataram. Dia menyebut, hingga akhir tahun pihaknya akan memiliki 110 gerai di seluruh Indonesia.
“Kami sempat gagal pada 2014 dan tidak diterima pasar, tapi kami terus berbenah dan melakukan inovasi sehingga pada 2015 berhasil dan diterima konsumen. Oleh karena itu kami terus melakukan ekspansi ke seluruh Indonesia dan sekarang Transmart menerapkan konsep 4 in 1,” katanya di sela-sela pembukaan Transmart Semarang, Jumat (16/6).
Konsep 4 in 1 yang dimaksud adalah belanja, bersantap, bermain dan menonton menjadi satu dalam sebuah kawasan Transmart. Menurutnya, konsep anyar tersebut diadopsi oleh seluruh gerai Transmart di Indonesia dan menyasar pasar keluarga.
Bahkan konsep tersebut baru 40% karena ke depan gerai Transmart akan dikembangkan menjadi 5 in 1 hingga 6 in 1. Adapun pada semester II/2017 gerai Transmart baru akan berdiri diantaranya di Kupang, Sidoarjo, Solo, Lampung, Cirebon, Bintaro, Palembang dan Manado.
Shafie merinci, dari total 23 gerai yang dibuka tahun ini memiliki luas area mencapai 300.000 m2 . Harapannya, saat dibuka setiap gerai akan melayani 13.000 hingga 15.000 transaksi per hari dari sekitar 70.000 orang pengunjung.
“Per transaksi itu nilainya bisa Rp150.000 hingga Rp200.000. Rata-rata transaksinya seperti itu Transmart,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama General Manager Corporate Communication Transmart Satria Hamid mengatakan ekspansi Transmart difokuskan ke kota-kota penyangga. Sebabnya, kota penyangga memiliki tingkat populasi yang tak kalah besar dan masih akan terus tumbuh.
Selain itu, kota-kota penyangga menjadi akses ke pusat provinsi. Di sisi lain, kota penyangga memiliki populasi dengan tingkat usia produktif yang tinggi. Dia pun mengatakan, pada tahun depan akan terus memperluas pasar khususnya ke kawasan Indonesia bagian timur.
“Seperti kawasan Maluku dan Papua itu menjadi tantangan bagi kami. Kawasan Indonesia bagian timur sedang dalam proses, ke depan pada 2018, 2019 karena memang potensinya juga besar,” ujarnya.