JAKARTA—Kementerian Perindustrian meresmikan pabrik ponsel Lenovo dan Motorola di Serang, Banten.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengapresiasi PT. Tridharma Kencana (TDK) yang menjadi basis perakitan ponsel Lenovo dan Motorola di Indonesia. Airlangga mengatakan bahwa pabrik ponsel berbasis 4G LTE ini telah mampu memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 34%.
“Kami terus mendorong agar smartphone bisa diproduksi di dalam negeri. Pasar [gawai] di Indonesia sekitar 60 juta [unit]. Untuk itu, kami berharap ada insentif bahan baku yang dibebaskan dari pajak supaya bisa didorong manufakturing-nya,” ujar Airlangga, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (8/6).
Pembangunan pabrik tersebut membuktikan bahwa Indonesia mampu mengembangkan industri teknologi informasi dan komunikasi. "Indonesia menjadi salah satu pilihan menarik dan tepat untuk berinvestasi karena merupakan pasar terbesar ketiga di Asia setelah China dan India," imbuhnya.
Kemenperin mencatat industri telekomunikasi dan informatika (telematika) dalam negeri mengalami pertumbuhan signifikan. Hingga 2016, terdapat 23 electronics manufacturing service (EMS), 42 merek dan 37 pemilik merek baik global dan nasional, dengan total nilai investasi sebesar Rp7 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 13.000 orang.
“Produk lokal menjadi kekuatan kita dalam persaingan. Ini merupakan komitmen Indonesia sebagai basis ekspor ke Asean. Apalagi, Indonesia setengah sendiri dari Asean. Sehingga, apabila Lenovo dan Motorola ingin menjadi pemimpin pasar dan mendukung ekonomi Asean perlu memanfaatkan potensi ini,” tuturnya.
Sementara itu, Airlangga menyampaikan pihaknya tengah bekerja sama dengan Qualcomm dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kemenkeu untuk menghambat impor dan memberantas peredaran ponsel ilegal di Tanah Air. Hal ini, selain menjaga keamanan konsumen, juga melindungi industri dalam negeri. “Sektor industri telematika ini menjadi prioritas bagi pemerintah karena selain bernilai tambah tinggi juga padat karya,” ujarnya.
CEO TDK Hendryk L. Karosekali mengatakan saat ini kemampuan produksi pabrik mencapai 15.000 unit per hari. Produksi ponsel Lenovo dan Motorola mencapai 250.000 unit per bulan.
Hendryk mengharapkan adanya sinergi industri hulu dan hilir di ranah telekomunikasi. Regulasi pun harus ditegakkan secara tegas supaya aktivitas pembuatan ponsel di dalam negeri dapat berjalan lancar, sesuai dengan koridor yang sudah ditetapkan.
“Dengan makin konsistennya aturan TKDN, otomatis mengerek perekonomian rakyat khususnya masyarakat sekitar pabrik. Tentunya industri smartphone makin tumbuh dan berkembang,” terangnya.
Sementara itu, Adrie R. Suhadi, Country Lead Mobile Business Group Lenovo Indonesia, mengatakan peluang untuk perusahaan EMS di Indonesia dalam memproduksi smartphone masih sangat terbuka. “Hal ini tergantung dari kesiapan industri dan pendukung lainnya.”