Bisnis.com, JAKARTA - PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) mengalami lonjakan layanan 16% pada pekan kedua Ramadan seiring meningkatnya permintaan jasa kurir, termasuk dari belanja online.
Direktur Utama TIKI Yulina Hastuti mengatakan saat Ramadan jenis pengiriman produk makanan dan pakaian, adapun makanan lebih mendominasi. Untuk itu, pihaknya mengantisipasi dengan memberi penanda khusus sebagai prioritas.
“Kami ada penambahan juga, biasanya lima sampai enam kali penerbangan, sekarang kami tambah lagi untuk delapan hingga 10 kali penerbangan. Untuk kota-kota besar, Surabaya, Makasaar, lebih dominan, ada juga yang ke pelosok,” ujar Yulina.
Dia menambahkan pihaknya juga menggaet beberapa e-commerce, seperti Bukalapak dan Tokopedia melalui beberapa program kerja sama termasuk pemberian diskon.
“Ramadan kami memberikan diskon, untuk Bukalapak merchant diskon 15 persen sebagai member di awal,” katanya.
Untuk mengantisipasi kelonjakan, pihak internal TIKI melakukan sejumlah persiapan internal, tidak hanya di Jakarta tapi seluruh Indoensia, mulai dari kesiapan sistem, operasional, SDM dan armada.
“Itu sudah diantisipasi, jadi jika ada sistem yang sedikit hang, itu kami sudah siap mem-back up,” ujarnya.
Adapun dari jenis pengiriman, TIKI mencatat 25% hingga 30% berasal dari e-commerce, sekitar 60% masih didominasi ritel, kemudian sisanya sekitar 10% berasal dari usaha-usaha lain.
“Pendapatan TIKI dari tahun ke tahun naik, ini belum akhir tahun yang jelas kami meningkat, kurang lebih 20% sampai 25%. Target pertumbuhan 30% sampai 35% untuk pendapatan,” katanya.
Selain itu, TIKI juga berencana mengembangkan inovasi berbasis teknologi Self Service Machine (SSM) ke depannya untuk mempermudah pengguna. Inovasi ini nantinya akan membuat proses pendaftaran pengiriman barang lebih efektif dan efisien. Adapun sampai saat ini, SSM baru ada satu di kantor pusat TIKI Jakarta.
“Saya menargetkan kurang lebih tiga, untuk Jakarta dulu, belum sampai ke daerah karena harus memikirkan safety-nya, untuk masalah penempatan. Investasi untuk mesin ini lumayan, kurang lebih satu mesin itu Rp50 juta-an, masih terus dievaluasi,” katanya.
Untuk menghadapi persaingan seiring kemajuan bisnis online, TIKI optimis bisa bersaing secara sehat dengan kelebihan yang dimiliki.
“Kompetitor akan selalu ada terus karena bisnis online makin maju dan perusahaan kurir dibutuhkan terus. Mereka mempunyai kelebihan masing-masing, TIKI juga memiliki kelebihan masing-masing. TIKI ada benefit yang diberikan, jadi kompetisi juga dengan sehat,” ujarnya.