Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mudik Gratis Tak Sepenuhnya Alihkan Animo Pemudik Bersepeda Motor

Animo pemudik menggunakan sepeda motor ke kampung halamannya masih tetap tinggi.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, BANDUNG - Animo pemudik menggunakan sepeda motor ke kampung halamannya masih tetap tinggi.

Program mudik gratis bagi pengendara roda dua yang digelar pemerintah dinilai tak berpengaruh banyak dalam mencegah kepadatan di jalan dan menekan angka kecelakaan.

Pasalnya, mudik gratis sepeda motor berkapasitas 48.000 sementara prediksi mudik menggunakan sepeda motor 6 juta unit.

Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, pogram mudik gratis yang dilakukan pemerintah hanya mampu mengangkut sepeda motor 0,08% dari total jumlah pemudik roda dua.

Dengan demikian, tentu tidak berpengaruh banyak mengurangi penggunaan sepeda motor saat mudik lebaran.

"Setiap tahunnya jumlah pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi mengalami peningkatan. Angka paling tinggi tentu saja terjadi pada pengguna sepeda motor," kata Djoko  kepada Bisnis, Kamis (8/6/2017).

Berdasarkan data yang ada, jumlah pengguna mobil pribadi pada 2013 mencapai 1,5 juta unit, setahun kemudian menjadi 2,2 juta unit, naik menjadi 2,3 juta unit pada 2015 dan 3,05 juta unit pada 2016. Pada tahun ini diprediksi menjadi 3,4 juta unit.

Sedangkan pengguna sepeda motor pada 2013 mencapai 2,04 juta unit dan naik menjadi 2,5 juta unit pada 2014.

Pada 2015 angkanya mencapai 3,7 juta dan setahun kemudian melonjak tajam menjadi 5,1 juta unit.

Sedangkan tahun ini, jumlahnya diprediksi melonjak lagi menjadi 6,06 juta unit.

"Maka cara yang lebih efektif untuk mengurangi jumlah pemudik sepeda motor adalah membatasi penggunaannya sebagai kebijakan. Ketimbang sekarang habiskan uang miliaran rupiah tidak ada korelasi dengan manfaatnya," ucap Djoko.

Menurut Djoko, membatasi penggunaan sepeda motor tidak berarti meminta industri otomotif menurunkan angka penjualan mereka, tapi pemerintah membatasi gerak sepeda motor sebab kegiatan produksi industri tidak mungkin dihentikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdi Ardia
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper