Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di PBB, RI Ajak Dunia Perangi Illegal Fishing

Indonesia mengajak seluruh negara simultan memerangi praktik penangkapan ikan secara ilegal yang menguras sumber daya ikan, mengurangi kesejahteraan nelayan, dan merusak lingkungan.
Penenggelaman kapal pelaku illegal fishing di wilayah Laut Natuna, Kepulauan Anambar (28/12/2014)./Antara-Joko Sulistyo
Penenggelaman kapal pelaku illegal fishing di wilayah Laut Natuna, Kepulauan Anambar (28/12/2014)./Antara-Joko Sulistyo

Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia mengajak seluruh negara simultan memerangi praktik penangkapan ikan secara ilegal yang menguras sumber daya ikan, mengurangi kesejahteraan nelayan, dan merusak lingkungan.

Ajakan itu disampaikan Menko Maritim Luhut Pandjaitan dalam Konferensi Kelautan Dunia PBB di New York, Amerika Serikat. Luhut, sebagaimana disebutkan dalam siaran pers Kemenko Maritim, Rabu (7/6/2017), menegaskan Konferensi Kelautan Dunia PBB adalah untuk menjalin kerja sama menyelesaikan masalah kelautan di dunia.

Dia memaparkan kerusakan laut dan illegal fishing mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia yang terdiri atas 17.000 pulau dengan 4.000 pulau berpenduduk dan 99.000 km garis pantai. Dengan bentang alam demikian, banyak orang yang menggantungkan hidupnya pada laut.

“Illegal fishing, kerusakan alam laut, tentu akan mempengaruhi kehidupan orang-orang yang bergantung pada kekayaan laut, seperti nelayan, juga sektor pariwisata karena sektor ini merupakan salah satu penyumbang pendapatan negara terbesar," kata Luhut.

Konferensi itu diikuti oleh hampir 1.800 peserta yang terdiri atas delapan kepala negara, satu wakil presiden, tujuh perdana menteri, dan perwakilan pemerintahan serta LSM. Konferensi membicarakan pengaturan, perlindungan, konservasi, dan restorasi laut, serta pelaksanaan beberapa komitmen dari negara-negara donor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper