Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kereta Api Jakarta-Surabaya: Jepang Sudah Minat, Investor Lain Masih Terbuka

Jepang sudah menyatakan kesiapannya untuk memulai proyek pembangunan kereta api Jakarta—Surabaya. Namun, pemerintah tetap membuka kesempatan bagi investor negara lain turut serta.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan materi saat acara Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tentang strategi perseroan dalam upaya Optimalisasi Tol Laut untuk Stabilisasi Harga Barang Strategis di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (31/5)./JIBI-Abdullah Azzam
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan materi saat acara Focus Group Discussion (FGD) yang membahas tentang strategi perseroan dalam upaya Optimalisasi Tol Laut untuk Stabilisasi Harga Barang Strategis di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (31/5)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Jepang sudah menyatakan kesiapannya untuk memulai proyek pembangunan kereta api Jakarta—Surabaya. Namun, pemerintah tetap membuka kesempatan bagi investor negara lain turut serta.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah akan menggelar tender berbentuk beauty contest pada proyek pembangunan kereta api semi cepat Jakarta—Surabaya.

Kereta api tersebut akan menempuh jarak sekitar 720 kilometer (km) dengan rata-rata kecepatan 160 km per jam dan waktu tempuh paling cepat lima jam.

Jepang sudah menyatakan kesiapannya untuk memulai proyek tersebut kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Senin (5/6/2017). Meski sudah ada pernyataan kesiapan tersebut, Budi mengatakan pemerintah masih membuka ruang bagi investor negara lain, termasuk China yang sebelumnya dikabarkan tertarik, untuk turut serta dalam tender proyek kereta api Jakarta-Surabaya. Tender kemungkinan digelar tahun ini.

"Sebenarnya, sekarang terbuka ke semuanya," ucap Menhub di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/6/2017).

Namun, hingga saat ini terlihat niat besar dari Jepang untuk terlibat dalam proyek tersebut. Menurut Budi, dirinya sudah bertemu dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia beberapa hari lalu membicarakan rencana keikutsertaan Jepang dalam proyek kereta api Jakarta—Surabaya.

Untuk menjadi investor dalam proyek itu, Jepang dan calon investor lain harus memenuhi empat syarat. "Kecepatan, elektrifikasi, lintasan sebidang, dan business-to-business," ucap Budi.

Kereta api yang dibangun nanti harus mampu berlari dengan kecepatan 150 km/jam hingga 160 km/jam. Untuk dapat berlari secepat itu, dibutuhkan elektifikasi yang mumpuni dan penghapusan 900 sampai 1.000 lintasan sebidang.

Syarat lain yakni skema kerja sama proyek tersebut yakni business-to-business (B2B). "Kita ingin sekali kereta api Jakarta-Surabaya tidak membebani APBN, inginnya B2B," ucap Budi.

Dia menjelaskan saat ini Kementerian Perhubungan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah menggarap detail engineering design (DED) proyek kereta api Jakarta-Surabaya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper