Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah diminta mempersiapkan alternatif bagi para pemasok barang ritel modern jika rencana pengetatan ekspansi minimarket dan convenience store direalisasikan.
Ketua Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) Susanto mengakui memang ada kecemburuan terhadap ritel modern, termasuk minimarket dan convenience store, karena jumlahnya terus bertumbuh. Padahal, para pemiliknya baru bisa balik modal jika jumlah gerai sudah 150 unit.
Terus bertambahnya ritel modern menjadi penopang pertumbuhan kinerja para pemasok barang.
“Kalau ada pembatasan, kami berharap pemerintah menyediakan alternatif lain, misalnya membangun pasar rakyat yang modern atau mendorong masyarakat di tiap daerah untuk memiliki unit ritel sendiri. Tiap RW bikin koperasi untuk pasok kebutuhan sendiri kan bisa. Jadi, format ritel modern tapi yang dimiliki oleh warga,” terang dia kepada Bisnis, Minggu (3/6).
Pembangunan serta revitalisasi pasar tradisional dengan konsep yang lebih atraktif juga dapat menjadi opsi lain.
Secara keseluruhan, AP3MI menyasar kenaikan performa sebesar 20% tahun ini. Adapun tahun lalu pertumbuhannya di antara 10%-15%, bergantung pada tiap kategori produk.
AP3MI menerangkan untuk produk yang dijual di supermarket, jumlahnya dapat mencapai lebih dari 50.000 kategori produk. Baik yang berupa produk makanan dan minuman (mamin), general merchandise seperti perlengkapan rumah tangga, maupun yang lainnya.