Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DUTI Targetkan Marketing Sales Rp1 Triliun

Emiten properti di bawah Sinar Mas Group PT Duta Pertiwi Tbk. menargetkan marketing sales senilai Rp1 triliun pada tahun ini dari penjualan apartemen dan rumah tapak.
Proyek pembangunan sebuah apartemen./JIBI-Nurul Hidayat
Proyek pembangunan sebuah apartemen./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA— Emiten properti di bawah Sinar Mas Group PT Duta Pertiwi Tbk. menargetkan marketing sales senilai Rp1 triliun pada tahun ini dari penjualan apartemen dan rumah tapak.

Lie Jani Harjanto, Wakil Direktur Utama Duta Pertiwi, mengatakan bahwa perseroan akan meluncurkan sejumlah proyek baru tahun ini, sembari tetap memasarkan proyek-proyek lama yang masih tersedia.

Proyek terbaru yang akan diluncurkan perseroan pada tahun ini yakni Southgate Residence di Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Proyek ini merupakan bagian dari proyek superblock Southgate yang rencananya mencakup pula mal, kantor, hotel, dan apartemen service.

Emiten dengan kode saham DUTI ini akan mengembangkan tahap pertama pada tahun ini dari rencana tiga tahap pengembangan proyek tersebut. Dari total investasi Rp2,6 triliun, tahun ini perseroan menganggarkan Rp1 triliun untuk tahap pertama.

Tahap pertama ini mencakup mal yang akan disewa oleh Aeon Mal dan satu menara apartemen kelas menengah ke atas. Menara apartemen tersebut akan memiliki total unit sebanyak 300 unit. Harga per unit apatemen tersebut dipatok di kisaran Rp1,2 miliar hingga Rp3,5 miliar.

“Kami targetkan marketing sales tahun ini Rp1 triliun, komposisinya 60% dari landed residence dan 40% dari high rise residence,” katanya dalam acara paparan publik, Jumat (2/6/2017).

Perseroan saat ini masih memiliki proyek andalan yang masih bisa dikembangkan minimal hingga 10 tahun ke depan, seperti Grand Wisata di Bekasi dan Kota Wisata di Cibubur. Kontribusi marketing sales dari segmen rumah tapak masih berasal dari dua proyek itu.

Lie mengatakan, hingga kuartal pertama tahun ini perseroan baru merealisasikan marketing sales Rp150 miliar, atau hanya 15% dari targetnya.

Meski begitu, tuturnya, nilai yang rendah tersebut tidak mencerminkan realisasi penjualan yang sesungguhnya di lapangan. Pasalnya, sebagian besar penjualan belum bisa tercatat sebagai marketing sales sebab belum sampai pada tahap akad jual beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper