Bisnis.com, JAKARTA – Potensi kerja sama ekonomi di sektor perikanan dengan Jerman dinilai cukup besar.
Heinz Werner Dickmann, Direktur Hubungan Internasional Kadin Hamburg, Jerman, mengatakan kebutuhan ikan dan produk perikanan untuk konsumsi maupun reeskpor ke berbagai negara sekitar Jerman cukup besar.
“Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Jerman sangat tergantung pada pasokan dari berbagai negara penghasil ikan, termasuk di antaranya Indonesia,” ujarnya seperti dikutip dalam laman resmi Kementerian Luar Negeri, Senin (29/5/2017).
Sebagai salah satu anggota Uni Eropa, sambungnya, Jerman menekankan pentingnya aspek legalitas produk perikanan. Oleh karena itu, sebagai salah satu satu pemasok ikan terbesar di dunia, negaranya secara dekat memantau perkembangan kebijakan perikanan di Indonesia.
Potensi kerja sama dengan Indonesia, lanjut Heinz, cukup tinggi, khususnya dalam upaya peningkatan nilai perdagangan bilateral antara kedua negara melalui produk perikanan.
Matthias Keller, Managing Director Asosiasi Industri dan Wholesalers Perikanan Jerman mengatakan Jerman merupakan pusat industri pemrosesan ikan terbesar ke-4 di seluruh Eropa. Tingkat konsumsi produk perikanan di Jerman termasuk tinggi, yakni mencapai kisaran 14 kg/kapita pada 2013.
Besaran tersebut diprediksi akan terus meningkat dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat Jerman yang mulai meninggalkan konsumsi daging. Konsumsi ikan (seafood) meningkat dari 1,11 juta ton pada 2013 menjadi 1,15 juta ton pada 2016.
“Tren tersebut menunjukkan bahwa Jerman merupakan pasar potensial untuk ekspor produk perikanan Indonesia,” katnya.
Di samping itu, menurut, Hendra Sugandhi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin), potensi produk tuna Indonesia sangat tinggi. Khusus untuk Jerman, jenis ikan tuna yang diekspor dari Indonesia merupakan prepared and canned tuna.
Tantangan utama peningkatan nilai ekspor produk tuna Indonesia ke pasar Jerman terletak pada isu sustainability serta tingginya pengenaan import duty di wilayah Uni Eropa, yakni mencapai 14,5% untuk fresh and frozen tuna loins dan 24% untuk jenis canned tuna.
Budhi Wibowo, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), berujar nilai ekspor udang, kepiting, dan tuna masing-masing mengambil pangsa mencapai 42,43%, 13,86%, dan 9,34% pada 2015.
Wilayah Uni Eropa, selain Inggris, berhasil menyerap sekitar 7,8% produk perikanan Indonesia pada 2015. Guna meningkatkan compliance, kapasitas, serta kualitas produk perikanan, AP5I mengajak investor Jerman untuk dapat berkontribusi dalam pengembangan sektor industri perikanan budidaya (akuakultur) di Tanah Air.
Saat ini, kapasitas terpasang sektor akuakultur Indonesia baru mencapai 36,97% dari potensi yang ada. Potensi investasi juga terletak dari kerja sama pengembangan infrastruktur sektor pemrosesan produk perikanan nasional, khususnya pengembangan peralatan pendingin perikanan.