Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produk Kosmetik Ilegal Banjiri Pasar

Pebisnis mengkhawatirkan serbuan produk kosmetik ilegal di pasar yang dapat menahan laju pertumbuhan penjualan pabrikan lokal.
Antara
Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Pebisnis mengkhawatirkan serbuan produk kosmetik ilegal di pasar yang dapat menahan laju pertumbuhan penjualan pabrikan lokal.
Industri kosmetik dalam negeri sebelumnya sudah terpukul oleh kebijakan pemerintah untuk membebaskan verifikasi produk kosmetik impor. Sejak akhir 2015, dari kebijakan deregulasi, produk kosmetik dikeluarkan dari kewajiban verifikasi. Aturan itu tertera pada Peraturan Menteri Perdagangan No. 87 Tahun 2015 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu.

Ketua Harian Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPA Kosmetika) Sholihin Sofyan mengatakan sejak aturan tersebut dikeluarkan, produk kosmetik asal luar negeri leluasa menjajaki pasar nasional. Namun, kebijakan itu turut mengerek impor kosmetik ilegal.

“Sekarang yang terjadi adalah impor tidak resmi juga tereskalasi, sehingga secara akumulasi, penjualan produk yang legal mengalami penurunan. Populasi masyarakat itu masih sama, pola konsumsi kosmetik rutin. Kalau tidak beli yang legal, artinya terjadi pengalihan [ke produk ilegal],” jelas Sholihin, Senin (22/5/2017).

Sholihin menjelaskan akibat beberapa kebijakan tersebut, penjualan produk kosmetik produksi nasional anjlok di kisaran 17%—20% sepanjang periode Januari—Maret 2017. Menurutnya, produsen lokal masih mengkhawatirkan performa penjualan pada kuartal II/2017.

Maraknya peredaran kosmetik ilegal juga ditunjukkan dengan hasil penangkapan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum lama ini. BPOM menggerebek sebuah pabrik kosmetik ilegal di Tangerang dan menemukan berbagai sabun impor asal Filipina dan Thailand. Nilai temuan 450 item produk ilegal tersebut diprediksi mencapai Rp26 miliar, dan sebanyak 80%-nya merupakan produk kosmetik yang mengandung zat kimia berbahaya. BPOM menyebut peredaran produk ilegal masih sulit diawasi, terutama karena diperdagangkan melalui pasar dalam jaringan (daring/online).


Menurut Sholihin, penurunan penjualan pada kuartal pertama 2017 ini diharapkan dapat terkompensasi dari permintaan pada puasa dan lebaran. Kendati demikian, tidak seperti permintaan sandang dan pangan yang meningkat, penjualan kosmetik pada hari besar hanya naik tipis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ratna Ariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper