Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan menyatakan hinga saat ini sudah terdapat tiga perusahaan yang menyatakan ketertarikannya untuk menjadi operator Pelabuhan Patimban.
Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub A. Tonny Budiono mengatakan tiga perusahaan yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk menjadi operator Pelabuhan Patimban itu berasal dari Jepang dan Indonesia.
"Sudah ada dua dari Jepang yang menyatakan ketertarikannya, Toyota dan Mitsubishi. Kalau yang dari Indonesia baru PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II," ujarnya di sela-sela Sosialisasi Musik Gratis Sepeda Motor 2017, Kamis (18/5).
Tonny menegaskan bagi semua pihak yang berminat untuk menjadi operator Pelabuhan Patimban, memiliki peluang yang sama. Lantaran pemerintah akan membuka lelang untuk mengelola megaproyek pelabuhan di Kabupaten Subang, Jawa Barat itu.
Proses lelang digelar karena anggaran megaproyek yang diperkirakan bakal menelan sekitar Rp43 triliun tersebut sebagian besar pendanaannya berasal dari pinjaman luar negeri, yakni Japan Internasional Corporation Agency (JICA) dan bersifat tidak ketat.
"Yang pasti nanti dilelang. Dan ada perusahaan asing ini, kan juga harus bekerjasama dengan perusahaan dalam negeri," ujarnya.
Namun, Tonny belum bisa menyatakan kapan waktu lelang untuk operator Pelabuhan Patimban tersebut dapat dilaksanakan, mengingat belum dilakukannya penandatanganan perjanjian loan agreement dengan JICA.
"Untuk loan agreement-nya kan Jepang sudah oke, mereka tinggal invest. Tinggal diresmikan dengan penandatanganannya. Kalau di kita (Indonesia) tinggal greenbook. Untuk DED juga sudah, tinggal review-review saja," ujarnya.
Menurutnya pemerintah dipastikan akan membuka lelang kontraktor megaproyek tersebut setelah diperoleh kepastian penandatanganan perjanjian pinjaman antara Jepang dan Indonesia, yang ditargetkan diteken Juni tahun ini.
Tonny mengatakan pembangunan Pelabuhan Patimban diharapkan dapat dilakukan pada 2018 dan diharapkan dapat mulai diluncurkan pada 2018.
"Tapi nanti itu untuk car terminal dulu, baru disusul terminal kontainer," terangnya.
Mauritz M. Sibarani, Direktur Pelabuhan dan Pengerukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menyatakan saat ini pemerintah sedang tahap finalisasi penyusunan detailed engineering desain (DED).
"Saat ini DED masih proses pembahasan antara tim konsultan dengan Tim Direktorat Kepelabuhanan," ujarnya, Kamis (18/5).
Pihaknya menargetkan penyelesaian proses penyusunan detailed engineering design (DED) proyek Pelabuhan Patimban dapat dirampungkan pada Juni tahun ini.
"Setelah penlok dikeluarkan Gubernur Jawa Barat, dilapangan akan diukur lahannya dan mulai dilakukan pembebasan lahan. Secara pararel sedang dibahas penyelesaian desainnya. Targetnya mudah-mudahan Juni ini," terangnya.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan optimistis penandatanganan loan agreement proyek pembangunan Pelabuhan Patimban dari Japan Internasional Corporation Agency (JICA), dapat terealisasi pada Juni tahun ini.
Pasalnya, selain saat ini sejumlah persyaratan yang dibutuhkan untuk menjamin kepastian proyek strategis nasional tersebut sudah selesai, seperti penetapan lokasi (Penlok), rencana tata ruang wilayah (RTRW) nasional, beberapa tahapan lainnya, seperti penyusunan DED maupun greenbook juga sedang dalam tahap penyelesaian.
Pihaknya optimistis, beberapa hal yang sedang dalam tahapan penyelesaian untuk menuju persyaratan penandatanganaan loan agreement tersebut dapat terselesaikan semuanya pada Juni tahun ini.
Optimisme target tersebut dapat tercapai dengan baik lantaran proyek pembangunan Pelabuhan Patimban adalah termasuk Proyek Strategis Nasional (PSN) yang harus mendapatkan perhatian khusus dari sejumlah kementerian dan lembaga yang terlibat di dalamnya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan diketahui telah menandatangani Keputusan Gubernur
No.552.3/kp 328 Pemkam/2017 tentang Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah untuk Pembangunan Sarana Penunjang dan Jalan Akses Pelabuhan Patimban Daerah Kabupaten Subang.
Pada Penlok tersebut telah ditetapkan sejumlah lokasi untuk pembangunan areal penunjang dan jalan akses ke Patimban mencapai 372 hektare, di dua kecamatan, yang meliputi 5 desa di Kecamatan Pusakanagara dan satu desa di Pusakajaya.