Bisnis.com, PONTIANAK – Para petani sayur di Kalimantan Barat diminta mengembangkan area pemasaran lebih luas lagi guna mendorong peningkatan harga sayur di kalangan mereka.
Dari informasi yang Bisnis himpun, harga sayur-sayuran yang dihasilkan dari sentral kebun sayur Kota Pontianak sekarang ini sedang tidak stabil. Harga sayur berkisar antara Rp2.000-Rp3.000, sementara jika harga sayur tinggi bisa mencapai Rp4.000.
Kepala Dinas Pertanian Kalbar Hazairin mengatakan, kondisi itu sekarang lumrah karena sedang masuk tahap musim hujan. Oleh karena itu, khusus petani sayur dari Pontianak diharapkan tidak hanya menjual hasil pertanian di pasar-pasar tradisional di Kota Pontianak tetapi bisa ke lokasi lain.
“Para petani kita masih mengandalkan pasar konvensional seperti di Kota Pontianak, padahal peluang ekspor pasar bisa ke Malaysia lewat sejumlah pintu lintas batas negara (PLBN) seperti Aruk di Sambas, Entikong, dan Jagoi Babang,” kata Hazairin, Minggu (14/5/2017).
Menurutnya, permintaan sayur sangat tinggi seperti di PLBN Aruk. Warga dari Malaysia sudah memberi tahu melalui saluran telepon untuk memesan sayur pada malam hari sebelum keesokan diantar ke daerah perbatasan.
“Itu kan daerah Sambas, kalau perbatasan lain juga bisa mendorong petani lain menjual sayur bisa membuat permintaan sayur meningkat juga. Jadi petani sayur Kota Pontianak mulailah mengembangkan area lahan sayur dekat dengan kawasan perbatasan,” ucapnya.
Selain itu, kata dia, petani sayur juga tidak hanya mengandalkan sejumlah komoditas tetapi bisa menanam komoditas baru.
Menurutnya, sayur yang sekarang dominan ditanam adalah sawi, bayam, kangkung dan selada. Padahal, lanjut Hazairin, petani sangat memungkinkan memperbanyak jenis lain seperti cabai yang memiliki permintaan banyak.