Bisnis.com, JAKARTA--Jaringan gas di Surabaya, Jawa Timur siap mengalir 24.000 sambungan rumah (SR) bertambah dari semula 2.900 di 2009.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus dirasakan langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu, alokasi untuk pembangunan infrastruktur difokuskan pada program seperti pembangunan jaringan gas kota yang bisa menekan penyaluran subsidi pada penggunaan liquefied petroleum gas (LPG).
Tahun ini, 24.000 Sambungan Rumah (SR) mengalir melalui pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2016 senilai Rp221,9 miliar.
Pembangunan ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang dibangun tahun 2009 sebanyak 2.900 SR. Sementara, di 2017 akan dibangun lagi 26.000 SR.
"Prioritasnya bagi rumah sederhana, rusun sederhana, dan daerah-daerah yang jauh lebih membutuhkan pengehematan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Minggu (7/5).
Kementerian ESDM telah menugaskan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk untuk melakukan pembangunan dan pengoperasian 24.000 SR jargas di Kota Surabaya berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No 4823.K/12/MEM/2015.
Baca Juga
Adapun, pasokan gas berasal dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) West Madura Offshore dengan alokasi sebesar 0,6 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd).
Pipa sepanjang 197 kilometer itu akan merambah wilayah Surabaya Timur sebanyak 7.578 SR meliputi Kelurahan Wonorejo, Penjaringan Asri, Kedung Baruk, Kedung Asem dan Medokan Ayu.
Kemudian, Surabaya Tengah sebanyak 7.800 SR meliputi Kelurahan Tegal Sari, Kelurahan Embong Kaliasin, Kelurahan Kupang Krajan, Putat Jaya, Pasar Kembang dan Dr. Soetomo. Lalu, Surabaya Selatan sebanyak 8.637 SR meliputi Kelurahan Airlangga, Barata Jaya, Kertajaya, Pucang Sewu, Ngagel dan Taman Ngagel Rejo.
Menurutnya, penggunaan jaringan gas kota akan menghemat pengeluaran harian. Dia menilai tiap rumah tangga hanya perlu mengeluarkan sekitar Rp36.000 per bulan jika menggunakan gas bumi.
Sedangkan apabila menggunakan LPG 3 kg, diperlukan biaya hingga Rp57.000 per bulan.
Pembangunan jargas dengan dana APBN telah dilakukan Pemerintah sejak tahun 2009 dan hingga 2016, telah terbangun 185.991 SR di 14 provinsi di 26 kabupaten/kota. Kemudian, di tahun 2017 rencananya akan dibangun 56.432 SR.
“Ini sama juga dengan upaya penghematan nasional atas subsidi kira-kira Rp1,5 miliar per bulan atau Rp18 miliar per tahun,” katanya.