Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Berpotensi Menuju US$60 per Barel

Harga minyak mentah diproyeksikan mencapai level US$60 per barel pada semester kedua 2017 karena sejumlah negara produsen bakal melanjutkan pemangkasan produksi hingga akhir tahun ini.
Ilustrasi harga minyak mentah turun/Antara
Ilustrasi harga minyak mentah turun/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Harga  minyak mentah diproyeksikan mencapai level US$60 per barel pada semester kedua 2017 karena sejumlah negara produsen bakal melanjutkan pemangkasan produksi hingga akhir tahun ini.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, bebarapa negara sudah menyatakan siap memperpanjang pembatasan produksi minyak. Sebelumnya, negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Negara Pengeskpor Minyak (OPEC) dan non-OPEC telah sepakat memangkas produksi minyak.

“Jika negara-negara produsen sepakat untuk melanjutkan pemangkasan produksi hingga akhir tahun, harga minyak akan naik menjadi US$60 per barel. Namun, kebijakan ini belum pasti, karena OPEC akan melakukan pertemuan dalam waktu dekat,” katanya saat diwawancarai Bisnis, Rabu (26/4).

Saat ini, harga minyak mentah masih bertengger di kisaran US$50 per barel.

Menurutnya, penguatan harga minyak itu akan menguntungkan Indonesia yang tidak ikut program pemangkasan produksi. Apalagi, target produksi minyak siap jual atau lifting pada tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

SKK Migas mematok target lifting minyak pada 2017 mencapai 825.000 barel per hari (bph) meningkat dari target tahun lalu 822.000 bph.

OPEC akan kembali memastikan pemangkasan produksi minyak pada pertemuan di Dubai, 25 Mei 2017. Adapun, pemangkasan produksi minyak dunia ditargetkan akan selesai pada Juni 2017.

Sekretaris Jenderal OPEC Mohamad Barkindo mengatakan, perpanjangan program pemangkasan produksi minyak tersebut muncul dalam sejumlah pertemuan negara anggota OPEC. Dia pun menegaskan bahwa Iran siap untuk mendukung wacana tersebut.

“Sebagian besar negara ingin OPEC memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi minyak dunia. Jika negara lain menginginkan dan siap mengikuti aturan, Iran tentu akan ikut serta,” katanya, dikutip Reuters.

Namun, beberapa sumber yang enggan disebut namanya menyatakan Arab Saudi, Kuwait, dan sejumlah negara anggota OPEC lain akan mendorong perpanjangan pemangkasan produksi tersebut.

Barkindo mengatakan, semua produsen minyak anggota OPEC dan non-OPEC yang ikut dalam kesepakatan pemangkasan produksi minyak global  telah menunjukkan komitmennya. Menurutnya tidak ada satupun negara yang melanggar kesepakatan yang ditandatangani pada Desember 2016.

“Seluruh negara telah sepakat untuk membawa harga minyak seperti 5 tahun lalu. Tingkat kepatuhan negara anggota sangatlah baik,” kata Barkindo.

Dia pun mengindikasikan bahwa negara anggota OPEC maupun non-OPEC yang ikut serta dalam kesepakatan tersebut akan melanjutkan aksi pemangkasan produksi minyak dunia pada semester II/2017.

Sebelumnya, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh menyatakan bahwa mayoritas negara produsen minyak mendukung wacana perpanjangan masa pemangkasan produksi minyak global oleh OPEC dan negara non-OPEC.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper