Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendanaan ADB Tembus US$30 Miliar

Nilai pendanaan yang dikeluarkan oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) berhasil menembus US$30 miliar pada 2016. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi sejak 50 tahun terakhir.
Kantor pusat Asian Development Bank (ADB)./Bloomberg-Brent Lewin
Kantor pusat Asian Development Bank (ADB)./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA— Nilai pendanaan yang dikeluarkan oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) berhasil menembus US$30 miliar pada 2016. Jumlah tersebut menjadi yang tertinggi sejak 50 tahun terakhir.

Lembaga keuangan internasional yang berbasis di Manila itu menyebutkan, kenaikan pada tahun lalu disebabkan oleh meningkatnya permintaan pembiayaan infrastruktur dari negara anggota. ADB memperkirakan rekor tersebut akan berlanjut pada tahun ini.

Dalam Annual Report 2016 yang dirilis pada Selasa (25/4/2017), ADB menyebutkan total pendanaan yang disalurkan pada tahun lalu mencapai US$31,70 miliar. Nilai tersebut meningkat 18% dari 2015.

Jumlah tersebut mencakup US$ 17,47 miliar dalam bentuk pinjaman dan hibah, US$169 juta untuk bantuan teknis, dan US$14,06 miliar untuk proyek pendanaan bersama. Adapun, pencairan dana, yang merupakan indikator kunci untuk pelaksanaan proyek yang berhasil, juga melonjak ke level tertingginya yakni US$12,26 miliar pada 2016.

“Peningkatan penyaluran pembiayaan ke Asia-Pasifik mencerminkan komitmen kuat kami untuk memperbaiki kehidupan masyarakat kawasan tersebut. Kami akan berusaha terus memenuhi kebutuhan negara anggota di masa depan,” kata Presiden ADB Takehiko Nakao, dalam keterangan resminya yang diterima Bisnis, Selasa (25/4/2017).

Adapun, masih berdasarkan laporan tahunan tersebut, pembiayaan bagi sektor swasta mencapai US$2,5 miliar. Sementara itu, pendanaan yang dihasilkan dari kerjasama dengan pihak swasta juga naik menjadi US$5,84 miliar pada tahun lalu, dari US$1,2 miliar pada 2015.

ADB menyebutkan, pertumbuhan ekonomi dan keberhasilan negara anggota dalam menekan kemiskinan telah melampaui perkiraan selama beberapa tahun terakhir. Namun demikian, Nakao menegaskan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi.

Tantangan tersebut a.l. berasal dari persoalan perubahan iklim, kesehatan, pendidikan, dan kesetaraan gender.

“Kami belum bisa berpuas diri. Faktanya masih ada 330 juta orang yang hidup dalam kemiskinan akut di Asia-Pasifik. Kami percaya upaya negara anggota memacu pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur adalah langkah yang tepat,” lanjut Nakao.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper