Bisnis.com, JAKARTA — Produsen minyak internasional baik anggota maupun bukan anggota OPEC sepakat untuk memangkas produksi minyak demi mengembalikan stabilitas pasar minyak dunia menjadi US$55 per barel.
“Semua produsen minyak mengambil bagian dalam memangkas produksi untuk persediaan minyak global. Ini akan berjalan pada Desember mendatang. Produksi minyak akan dipangkas selama 6 bulan,” kata Sekretaris Jenderal OPEC Mohamad Barkindo di United Arab Emirates dikutip dari Reuters, Rabu (19/4).
Barkindo mengataka,n kebijakan ini akan kembali ditinjau pada pertemaun 25 Mei mendatang. Barkindo belum menyimpulkan apakah kebijakan tersebut akan diperpanjang pada enam bulan berikutnya.
“Setiap keputusan yang diambil akan berada dalam kepentingan semua negara yang memproduksi dan yang mengkonsumsi,” jelasnya.
Harga minyak mentah ditutup melemah pada perdagangan Rabu pagi, menyusul laporan kelompok industri bahwa jumlah stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) mencatatkan penurunan yang lebih kecil dari perkiraan pada pekan terakhir.
Harga minyak WTI kontrak Mei 2017 berakhir dengan pelemahan 0,46% atau 0,24 poin ke US$52,41 per barel, setelah dibuka dengan kenaikan 0,19% di posisi 52,75.
Patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Juni 2017 turut terhenti di zona merah dengan pelemahan 0,85% atau 0,47 poin ke US$54,89, setelah dibuka dengan kenaikan tipis 0,05% atau 0,03 poin di posisi 55,39.
Dilansir Reuters, rilis data mingguan American Petroleum Institute (API) mengindikasikan bahwa jumlah stok minyak mentah AS turun lebih kecil dari yang telah diprediksi para analis.
Bursa berjangka minyak melemah selama sesi perdagangan dan menyentuh level terendahnya dalam 11 hari, setelah pemerintah AS melaporkan bahwa produksi minyak shale pada Mei diperkirakan akan membukukan kenaikan bulanan terbesar dalam lebih dari dua tahun.
Pasar minyak telah terjebak dalam fluktuasi, di saat upaya pemangkasan produksi yang dipimpin oleh negara-negara OPEC demi mendorong harga diimbangi oleh tanda-tanda kenaikan produksi AS yang telah menekan pasar akibat kekhawatiran tentang kelebihan suplai.