Bisnis.com, JAKARTA – Perum Perhutani menggandeng perusahaan energi asal Korea Selatan, Korea Western Power (KWP) untuk pembangunan pembangkit listrik berbasis biomassa.
Pembangkit tersebut akan digunakan untuk pabrik sagu Perum Perhutani di Distrik Kais, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat.
Direktur Utama Perum Perhutani Denaldy M Mauna menyampaikan kerjasama tersebut memungkinkan Perhutani Group mengembangkan tanaman biomassa seluas 200.000 ha dan akan menghaslkan 3,2 juta metrik ton woodchips.
Menurutnya, nilai woodchips tersebut bisa digunakan untuk memasok pembangkit setara 800 megawatt per tahun. Hal tersebut membuat pengembangan energi biomassa tersebut dapat menghemat penggunaan energi fosil (solar) senilai Rp2 triliun per tahun.
“Pengembangan biomassa penting disiapkan sejak awal mengingat tren konsumsi energi dunia ke depan lebih mengarah pada sumber pemanfaatan biomassa seperti limbah pohon. Perhutani memiliki banyak peluang untuk mengembangkan energi biomass ini dari kawasan hutannya termasuk dari limbah pabrik sagu di Papua Barat yang bisa dimanfaatkan,” ungkap Denaldy melalui keterangan resmi, Rabu (12/4/2017).
Belum lama ini, Denaldy telah menandatangani MoU kerjasama tersebut dengan CEO KWP, Jung Ha Hwang. Kerjasama berawal dari program G to G antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan tahun 2007 untuk pengelolaan hutan seluas 500.000 ha.
Baca Juga
KWP juga akan membantu pembangunan mini power plant sebagai percontohan manfaat biomassa dari hutan untuk energi, yang akan dipusatkan di lokasi ekowisata Sentul.
Sedangkan KoFPI bersama Perhutani akan menyiapkan Feasibility Study Proyek Biomassa- nya.
Beberapa investor Korea Selatan lainnya juga berminat untuk kerjasama Proyek Biomassa Perhutani Group.
“Kita merencanakan areal untuk biomassa seluas 200.000 Ha. Pihak yang berminat dan telah membahasnya dengan Perhutani adalah Hyundai Corp, Aju Corp, GS EPS, UC Plant, dan Korbi,” ungkap Denaldy.