Bisnis.com, JAKARTA – RMIT University bekerjasama dengan Asosiasi Logistik Indonesia ingin meningkatkan kualitas kerja pelaku jasa logistik di Indonesia.
Caroline Chan, Head of School dari School of Business IT and Logistics RMTI University Australia mengatakan pihaknya telah menandatangani kerjasama Memorandum of Understanding (MoU) dengan Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) untuk melakukan riset tentang tingginya biaya logistik di Indonesia.
“Jadi, ada kolaborasi antara universitas-universitas, industri, dan kaum professional melalui ALI untuk mematakan permasalahan logistik, kita coba carikan solusinya dan menjalankannya,” kata Caroline di Mandarin Oriental Hotel, Jumat (31/3/2017).
Dia menjelaskan pihaknya akan bekerjasama dengan anggota ALI fokus pada isu utama logistik di Indonesia, khususnya masalah sumber daya manusia (SDM). Dia mengaku mendapatkan banyak laporan banyaknya permasalahan logistik di kota-kota besar khususnya Jakarta dan Surabaya.
“Bagaimana cara kami meningkatkan skill pelaku jasa logistik di Indonesia, tetapi MoU ini juga akan mengkaji penyebab-penyebab lain yang membuat tingginya biaya logistik di Indonesia,” terangnya.
Dia berharap kerjasama ini bisa mendorong anak-anak muda Indonesia yang masih kuliah di sejumlah kampus bisa membekali dirinya dengan skill logistik dan supply chain. Oleh sebab itu RMTI University juga bekerjasama dengan Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Universitas Gadjah Mada.
Caroline mangaku memilih bekerjasama dengan Indonesia karena Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dan paling dekat dengan Australia. Indonesia juga memiliki kekuatan SDM yang besar, dan sangat baik untuk berkolaborasi dengan Australia.
Dia berharap setelah riset akan fokus pada final report yang bisa menjadi acuan pemerintah menyusun regulasi. Dia berharap final report ini bisa membantu Indonesia menyusun kurikulum bagi pelaku jasa logistik.