Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia membawa 50 desainernya ke ajang pameran perabotan dunia Salone del Mobile 2017 di Milan, Italia, pada 4 hingga 9 April mendatang.
Melalui pameran yang diinisiasi Badan Ekonomi Kreatif, produk-produk kreatif Indonesia diharapkan mampu menembus pasar global. Pada debut pertamanya ini, rombongan Indonesia mengusung tema Identities: Handmade Contemporary Indonesian Design Pavilion. Dalam ajang tahunan tersebut, Indonesia akan bersanding dengan ratusan negara- lainnya.
Dari 50 desainer Indonesia, total ada 28 merk produk yang akan dipajang dalam pameran itu. Kurator tim Indonesia Aloysius Baskoro mengatakan, di gelaran itu produk-produk karya desainer Indonesia tampil dengan gaya cenderung kontemporer. Alasannya gaya kontemporer lebih diterima dan akrab oleh masyarakat global.
"Bukannya kami tinggalkan ukir-ukiran," tuturnya, Selasa (28/3/2017).
Indonesia, imbuhnya, memiliki kekuatan pada aspek kerajinan. Tetapi itu saja tidak cukup. Baskoro berpendapat ketika hendak bersaing di kancah dunia maka desain produk-produk Indonesia mesti sejalan dengan selera global yaitu kontemporer.
Di sisi lain, dengan kolaborasi gaya keindonesian dengan kontemporer akhirnya dapat menghasilkan identitas desain baru.
Baskoro menuturkan, di lapangan faktanya desainer-desainer Indonesia sudah membuktikan hal tersebut. Merka memiliki karya-karya yang tidak kalah dengan produk-produk luar. Persoalannya, selama ini karya-karya desainer Indonesia jarang terekspos ke kancah global.
Hasil Seleksi
Alhasil, ketika Bekraf mengumumkan seleksi keikutsertaan pameran tersebut, ada ratusan lebih peserta yang mendaftar. Mereka seakan membutuhkan ruang untuk menampilkan karya-karyanya.
"Sebelumnya sudah ada yang berpameran di luar negeri cuma lebih individu. Sekarang kan pemerintah yang biayai dan banyak membawa desainer," tuturnya.
Dalam proses kurasi, Baskoro mengungkapkan tim kurator memiliki pertimbangan penilaian antara lain keaslian desain dan inovasi.
Orsinalitas tidak hanya diukur dari bentuk, tetapi juga bagaimana karya-karya tersebut memiliki cerita di baliknya. Sedangkan inovasi, produk-produk tersebut mesti didesain dengan keunikannya tersendiri.
Setelah diseleksi akhrinya terpilih 50 desainer dengan karya-karyanya. Para peserta yang terpilih itu antara lain Abie Abdillah (Studio Hiji), Eduardus Tri Aryo Wibowo (Rattan of Indonesia), Eva Natasa (Enatasa), Septiawan Dwi Harjoko (Spoleno Artspace), Sita Fitriana (Sita Fitriana), Alexandre Alvin Handjojo dan Theo Sakti Wijaya (Alvin), Adhi Nugraha, Paivi Punamaka dan Wisnu Purbandaru (Navetta), dan Luthfi Hasan (Jakarta Vintage).
"Di antara para peserta itu ada juga startup. Namun yang terpenting saat ini adalah mengangkat industri kreatif di Indonesia," tuturnya.
Nantinya ratusan produk-produk kerajinan tersebut akan ditempakan di ruang paviliun Indonesia berukuran 230 m2.
Mengenai konsep paviliunnya, ujar Baskoro, akan dibuat selayaknya sebuah ruang di rumah. Ruang di mana ada berbagai macam perabotan. Di dalam ruang itu, seluruh merek-merek itu akan tercampur.
"Sebelumnya ruang itu adalah gudang. Kami sulap dengan memberikan warna lebih kalem dan permainan cahaya. Kami juga akan sediakan kopi khas Indonesia untuk para pengunjung," ujarnya.