Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ciruss: Smelter PT Amman Menguntungkan

Lembaga peneliti pertambangan Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Ciruss) menilai pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) masih akan menguntungkan meski perusahaan tersebut merubah kontraknya dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com,  JAKARTA — Lembaga peneliti pertambangan Centre for Indonesian Resources Strategic Studies (Ciruss) menilai pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) masih akan menguntungkan meski perusahaan tersebut merubah kontraknya dari Kontrak Karya (KK) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

Amman berkomitmen mengucurkan dana investasi USD9 miliar yang dibagi USD 1 miliar untuk pembangunan Smelter dan USD8 miliar untuk tambang dan pabrik konsentrat.  

Direktur Eksekutif Ciruss Budi Santoso berpendapat AMNT memiliki vertical integration untuk membuat penghiliran tembaga menjadi produk yang lebih bernilai untuk di jual, seperti kabel, atau lain-lain.

“Vertical integration-nya mungkin begini, smelter tersebut akan menampung perusahaan pertambangan lain. Artinya, pembangunan smelter akan tetap menguntungkan selama 20 tahun ke depan,” katanya saat dihubungi bisnis, akhir pekan lalu

Pembangunan smelter tersebut tetap akan menguntungkan, meski menelan biaya USD1 miliar atau sekitar Rp133 triliun (kurs Rp13.300). Keuntungan tersebut akan terus berlanjut hingga cadangan mineralnya sudah habis. Dengan adanya smelter, Amman masih bisa mendapatkan keuntungan dari hasil tambang perusahaan lain. 

Dia mengomentari seharusnya  Freeport memanfaatkan kesempatan untuk membangun Smelter, yang secara bisnis tetap akan menguntungkan. Hanya saja, Freeport tidak ingin membangun smelter, karena pembuatannya menelan biaya yang relatif tinggi saat saham mereka justru berkurang.

“Mungkin, Freeport memiliki vertical integration sendiri. Jadi, tidak mungkin membangun smelter,” jelasnya.

Selain itu, perubahan KK dan IUPK justru menguntungkan bagi Amman, karena merubah konteks ownership. Amman akan memiliki saham mayoritas 90%  selama 20 tahun atau hingga tahun 2026. 

Menurutnya, hal tersebut berbeda dengan PT Freeport yang tidak ingin merubah KK menjadi IUPK. Karena perusahaan yang berpusat di Timika, Papua itu hanya mengendalikan 51% saham.

“Artinya Amman, masih punya hak penuh. Sedangkan, Freeport tidak. Hal ini yang membuat Freeport tidak ingin merubah KK menjadi IUPK. Kecuali Freeport berubah menjadi perusahaan nasional seperti Amman. Namun, itu pasti tidak mungkin,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper