JAKARTA—Pelaku usaha swasta membutuhkan intensif pembiayaan untuk pengembangan biogas karena pengembangan potensi energi terbarukan tersebut membutuhkan biaya yang relatif mahal.
Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Lingkungan dan Pengelolaan Limbah Donny Yoesgiantoro mengatakan pemerintah dan pihak perbankan perlu menyadari potensi industri ini, selain untuk penyelamatan lingkungan.
Donny mengatakan pemanfataan potensi ini masih sangat kecil. Kadin mencatat, penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia baru mencapai 6,8%.
“Untuk mempercepat pembangunan dan investasi di sektor energi terbarukan, para Investor mengharapkan adanya insentif yang menarik serta peraturan yang mendukung untuk investasi,” kata Donny di sela acara Biogas & Waste to Energy Indonesia Forum 2017 di Jakarta, Rabu (15/3).
Kadin mendorong semua pemangku kepentingan untuk menggali peluang bisnis dan investasi di sektor ini. Menurutnya, pengembangan biogas dan limbah untuk energi di masa mendatang akan optimal jika pemerintah berani mengambil langkah untuk melakukan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) dan beralih pada subsidi untuk energi baru terbarukan.
“Pengembangan Biogas dan limbah skala mikro untuk energi akan tumbuh lebih cepat jika pemerintah memberikan dukungan untuk membiayai riset dan pengembangannya,” kata Donny.
Donny mengatakan dukungan perbankan juga sangat diharapkan dalam pengembangan energi terbarukan. Dunia usaha meminta agar pihak otoritas keuangan dapat memberikan alokasi kredit khusus yang menarik.
Selain masalah pembiayaan, Donny mengatakan ada banyak tantangan lainnya, seperti kesulitan dalam pengadaan lahan, proses perizinan, tata ruang yang tumpang tindih hingga data dan informasi yang terbatas. Masalah-masalah seperti ini yang menyulitkan pembangunan energi terbarukan di Indonesia, walaupun sebenarnya semua pihak telah memiliki tujuan dan orientasi yang jelas bagi pengembangan energi di masa depan.