Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla berkomentar perihal rencana penawaran saham perusahaan pelat merah Arab Saudi, Saudi Aramco dalam kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud ke sejumlah negara Asia.
Wapres mengatakan tawaran tersebut merupakan global offering, atau terbuka untuk semua negara.
Namun, dia mengatakan tawaran tersebut tampaknya akan lebih tepat bila ditujukan kepada investor dari Jepang atau China.
"Saya kira di Indonesia pasti ada 1-2 (investor) berminat, nanti mungkin dia lebih banyak bicara itu di Jepang, di China," katanya usai mengantar Raja Salman lepas landas menuju Brunei Darussalam, di Bandara Halim Perdanakusuma, Sabtu (4/3/2017).
Soalnya, Kalla mengatakan pemerintah tengah menggalakkan investasi dalam negeri, sehingga apabila pemerintah memiliki banyak dana, akan mengutamakan investasi dalam negeri terlebih dahulu.
"Enggak mungkin kita beli Aramco, lebih baik investasi di Pertamina saja daripada beli Aramco," ujarnya.
Pemerintah Arab Saudi berencana menjual 5% kepemilikan saham dari Saudi Aramco pada 2018. Dalam hal ini, mereka menargetkan aksi korporasi tersebut pada semester II/2018. Aksi penawaran umum perdana (IPO), tersebut rencananya akan menggunakan skema dual listing.
Dengan nilai kapitalisasi perusahaan yang mencapai US$2 triliun, penjualan 5% saham perusahaan akan membuat perusahaan yang berbasis di Dhahran ini akan meraup dana US$100 miliar. Apabila tercapai, jumlah itu akan menjadi rekor tersendiri dalam aksi korporasi dunia.
Wapres JK : Daripada Beli Saham Aramco, Lebih Baik Investasi di Pertamina