Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jasa Marga Segera Mulai Konstruksi Tol Jakarta--Cikampek II Elevated

Jasa Marga (Persero) Tbk akan segera memulai proses konstruksi tol JakartaCikampek II Elevated sepanjang 36 kilometer yang diprakarsai perseroan, setelah menunjuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk KSO PT Acset Indonusa Tbk sebagai kontraktor pelaksana proyek dengan nilai investasi mencapai Rp16 triliun.
Ilustrasi di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek kilometer 16, Bekasi Timur, Jawa Barat/Antara
Ilustrasi di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek kilometer 16, Bekasi Timur, Jawa Barat/Antara

Bisnis.com, JAKARTA — PT Jasa Marga (Persero) Tbk akan segera memulai proses konstruksi tol Jakarta—Cikampek II Elevated sepanjang 36 kilometer yang diprakarsai perseroan, setelah menunjuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk KSO PT Acset Indonusa Tbk sebagai kontraktor pelaksana proyek dengan nilai investasi mencapai Rp16 triliun. 

Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengatakan proses konstruksi akan dimulai dengan pelebaran satu lajur tambahan di ruas tol Jakarta—Cikampek selama tiga bulan. Setelah itu, proses konstruksi untuk tol layang yang berada di tengah jalan tol eksisting ini baru dilakukan.

“Tol elevated ini 2019 harus selesai. Kontraktor baru ditunjuk. Tol ini dibangun di tengah-tengah, jadi kebutuhan lahan tidak sampai 10%, paling di exit dan interchange saja,” ujarnya, Jumat (03/03).

Dia mengatakan, tol ini akan melayang sejak interchange Cikunir, hingga KM 36 Karawang Timur di tol Jakarta—Cikampek. Adanya tol ini diharapkan dapat memecah volume kendaraan yang mengarah ke Bandung agar tidak menumpuk di tol Jakarta—Cikampek eksisting.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengingatkan badan usaha untuk tetap memenuhi SPM kendati konstruksi tol baru tengah dilakukan. Pasalnya, di saat yang sama, sejumlah proyek seperti proyek Kereta Ringan atau Light Rail Transit (LRT) dan Kereta Cepat atau High Speed Train Jakarta-Bandung juga tengah dibangun dengan memanfaatkan sisi kiri dan kanan jalan tol Jakarta-Cikampek. Ketiga proyek berjalan itu berpotensi mengakibatkan kemacetan lebih parah di ruas tol terpadat di Indonesia, di mana rata-rata dilalui 65.000 kendaraan  setiap harinya.

"Ada 3-4 lajur, dipakai untuk pekerjaan pasti akan berkurang, kalau tidak ada pelebaran ini maka akibatnya antreannya bakal semakin panjang," ujarnya. 

Untuk meminimalkan potensi kemacetan, dia menganggap teknologi Sosrobahu menjadi salah satu solusi. Teknologi ini diciptakan oleh Insinyur Tjokorda Raka Sukawati, dan pertama kali digunakan pada dekade 80-an dalam pembangunan tol Cawang—Tanjung Priok. Selain itu, juga telah digunakan dalam proyek jalan tol melayang Metro Manila atau Metro Manila Skyway di Filipina.

Teknologi sosro bahu menggunakan engsel putar yang dipasang antara ujung tiang pancang dengan kepala tiang atau biasa disebut pier head.Dengan teknologi ini, proses pengecoran kepala tiang penyangga jalan tol bisa dilakukan sejajar dengan arah jalan sehingga bisa mengurangi penggunaan ruang jalan saat pengecoran.

Dengan menggunakan teknik ini pada konstruksi tol Jakarta—Cikampek Layang, diharapkan kontraktor tak memakan lahan konstruksi di tengah tol sebanyak teknik konvensional. Apalagi, teknik sosrobahu ini juga sudah dapat dioperasikan secara otomatis sehingga kontraktor tak perlu menggunakan crane untuk memutar kepala tiang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Deandra Syarizka
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper