Bisnis.com, JAKARTA-Tiga menteri mensosialisasikan program prioritas desa kepada para bupati di Jakarta, Kamis (2/3). Sosialisasi tersebut bertujuan agar program di daerah fokus dan memberikan hasil yang jelas.
Ketiga menteri itu yakni Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman, dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi
Mendes PDTT Eko Sandjojo mengatakan, pemerintah telah memberikan dana cukup besar ke desa. Untuk pertama kalinya, APBN justru lebih banyak diberikan ke desa dibandingkan pusat.
"Pertama dalam sejarah Indonesia bahwa Indonesia mampu membangun jalan sepanjang 66.179 kilometer jalan desa, ribuan sarana air bersih, poliklinik, dan sebagainya dari dana desa. Nah, tidak hanya kualitas masyarakat desa, tapi juga pendapatan masyarakat desa dapat meningkat," ujarnya usai menjadi pembicara pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan Desa Tahun 2017 seperti dikutip dari keterangan resminya
Menteri Eko melanjutkan, empat program prioritas yang disosialisasikan kepada para bupati tersebut yakni, pertama Produk Unggulan Desa (Prudes) dan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) Dalam program tersebut setiap desa menentukan akan fokus pada produk apa.
Selanjutnya adalah pembangunan embung desa. Sebanyak 82 persen desa, lanjut Menteri Eko, hidup di sektor pertanian. Sehingga Rp 20 triliun dari Rp 60 triliun dana desa tahun 2017 dipakai untuk embung desa. Terkait hal tersebut, Mentan Amran menambahkan, pembangunan embung adalah solusi bagi desa-desa tadah hujan. Sehingga pada musim kemarau, lahan pertanian teraliri air melalui embung.
"Kalau ada embung, desa bisa panen hingga 3 kali dalam setahun. Tanah yang nganggur selama 6 bulan ketika tidak ada air, bisa kembali produktif setelah ada embung. Air adalah kehidupan," ujarnya.
Kemudian yang ketiga adalah pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Terkait dengan polemik yang sempat beredar, Menteri Eko menegaskan, BUMDes dan koperasi adalah hal yang berbeda. Ia berujar, keuntungan yang diperoleh koperasi diperuntukkan bagi anggota. Sementara keuntungan BUMDes dapat digunakan untuk membangun infrastruktur desa.
Sarana olahraga desa juga menjadi bagian dari prioritas penggunaan dana desa di tahun ini. Menpora Imam Nahrawi menjelaskan, sudah barang pasti bila desa hidup baik anak desa maupun pemuda dalam konteks keolahragaan, maka sportifitas akan tumbuh di desa. Ia menambahkan, desa juga memiliki sumberdaya atlet yang sangat besar, namun terhalang oleh jarak, fasilitas dan waktu.
"Anak desa jika dilatih dengan baik, mereka tidak akan kalah dengan atlet lain. Sehingga tidak ada lagi atlet naturalisasi. Kita akan buatkan liga desa, yang akan mempertemukan semua potensi di desa tentunya dibatasi oleh umur," ujarnya.