Bisnis.com, Nusa Dua, BALI – Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan pariwisata akan menjadi sektor yang diprioritaskan dalam penarikan minat investasi saat ini.
Menurutnya, dalam jangka pendek, pariwisata akan mampu mengompensasi lemahnya permintaan global barang ekspor asal Tanah Air.
Pasalnya, arah kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang lebih proteksionis memunculkan potensi penguatan nilai tukar dolar AS. Kondisi tersebut menjadi peluang bagi Indonesia untuk menarik wisatawan mancanegara
“Untuk turis asing akan lebih murah ke Bali, misalnya, dari pada ke Hawai. Ini peluang short term yang kita lihat,” ujarnya dalam gelaran regional investment forum 2017, Kamis (23/2/2017).
Salah satu subsektor yang dinilai akan menarik bagi investor untuk membenamkan modalnya yakni infrastruktur pendukung sektor pariwisata. Dari sisi nilai investasi, infrastruktur pendukung ini lebih murah dibandingkan dengan infrastruktur utama.
Dia memberi contoh, sarana pemrosesan air dan pembangkit listrik mikro yang pembangunannya bisa dilakukan secara gabungan untuk beberapa resort. Dengan demikian, investor menengah bisa lebih banyak berkontribusi.
Menilik data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), rata-rata pertumbuhan investasi sektor pariwisata dalam enam tahun terakhir mencapai 17,8%. Namun, kontribusi sektor ini terhadap total realisasi investasi periode 2012-2016 masih kecil karena hanya sekitar 2,2%.