Bisnis.com, JAKARTA--Pengembangan energi baru terbarukan (EBT) harus didukung dengan inovasi teknologi guna mengurangi ketergantungan kepada industri asing.
Hal itu ditekankan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Rida Mulyana.
"Inovasi teknologi untuk mengurangi ketergantungan asing," kata Rida dalam situs resmi Ditjen EBTKE, Jumat (24/2/2017).
Rida menjelaskan, pengembangan EBT serta upaya konservasi energi masih dihadapkan pada tantangan di antaranya penyamaan pola pikir yang masih perlu ditingkatkan, skema bisnis dan insentif belum optimal, serta harga relatif masih mahal.
"Semua pihak harus memiliki mindset sama, tidak myopis, bahwa energi merupakan bisnis jangka panjang," tambahnya.
Tantangan lain, lanjut Rida, potensi/cadangan EBT perlu diperbaharui, lalu belum ada daftar proyek pembangkit EBT yang pasti/committed, kecuali panas bumi, jenis pembangkit EBT yang dikembangkan skalanya kecil dan tersebar, di samping itu sistem interkoneksi masih terbatas, terakhir masih terdapat resistensi masyarakat.
Menurut Rida, pengembangan EBT tidak akan bisa optimal tanpa dukungan dari semua pihak termasuk perguruan tinggi.
"Kami harapkan pemuda/perguruan tinggi bisa menghasilkan inovasi teknologi yang bermanfaat bagi pengembangan EBT dan upaya konservasi energi, serta mensosialisasikannya," pungkas dia.