Bisnis.com,JAKARTA- Program tol laut yang dicanangkan pemerintah belum mampu mengurangi disparitas harga komoditas antar daerah di Indonesia secara signifikan.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Bay Mokhamad Hasani mengatakan, sejak ada tol laut harga sudah mulai turun. Namun, dia mengakui jika penurunannya belum sesuai dengan harapan.
"Sekarang sudah ada tol laut ternyata ada penurunan harga. Tapi untuk sesuai harapan masih jauh," katanya usai Diskusi Terbatas bertajuk 'Harga Komoditas Tinggi, Salah Logistik?' di Wisma Bisnis Indonesia, Rabu (8/2/2017).
Menurutnya, jika ingin disparitas harga komoditas ditekan maka harus ada yang mengatur yakni Bulog. Misalnya, kata Bay, Bulog diperintahkan untuk mendistribusikan barang dengan harga yang sudah ditetapkan. Sedangkan biaya angkutannya ditanggung pemerintah.
Lebih lanjut dia menjelaskan, saat ini penentuan harga masih diserahkan langsung ke pasar. Sehingga, walaupun biaya pengangkutannya disubsidi pemerintah sampai nol rupiah, harganya belum tentu turun.
Selain itu, upaya lain yang dilakukan Kemenhub untuk mengurangi disparitas harga adalah merancang sentra logistik yang bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan dan BUMN.
Sentra yang diberi nama Rumah Kita ini akan berfungsi untuk mengkonsolidasikan barang-barang di sepanjang trayek tol laut. Tujuannya agar barang yang dibawa sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar lokasi tersebut.
"Rencananya tahun ini jalan. Sekarang masih mapping dulu. Gudang juga disiapkan dulu," imbuhnya.
Bay menambahkan, dari 13 titik trayek tol laut ada 6 titik yang dikelola BUMN dan 7 titik yang dikelola swasta. Khusus untuk swasta akan ditenderkan dengan beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah harus punya kapal pengganti dengan status milik sendiri.
Selain itu, sentra Rumah Kita juga akan membantu tingkat isian muatan balik kapal dari rute tujuan tol laut. Sebab, selama ini terjadi ketidakseimbangan kargo antara kawasan barat dan timur.