Bisnis.com, JAKARTA- Bahana Securities memperkirakan ekspor akan memberi dorongan positif bagi perekonomian dalam negeri tahun ini.
"Sektor eksternal seperti ekspor saat ini telah memberikan dorongan yang positif untuk perekonomian, hal ini masih akan terus berlanjut pada kuartal pertama tahun ini, '' kata Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian dari rilis yang diterima Selasa (7/2/2017).
Secara keseluruhan, ujarnya, distribusi terbesar diberikan oleh konsumsi rumah tangga yang mencapai 56,5%, investasi memberikan distribusi sebesar 32,57%, sedangkan ekspor memberikan sumbangsih sebesar 19,08%, seiring membaiknya harga komoditas pada kuartal empat tahun lalu.
Dia mengemukakan kalau melihat lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh 9,57%, transport dan pergudangan tumbuh sebesar 7,85% dan Jasa lainnya tumbuh sebesar 7,69%.
"Dengan kondisi ini, kebijakan-kebijakan kedepan diharapkan bisa mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi dengan tetap memperhatikan risiko-risiko yang ada", kata Fakhrul.
Di awal kuartal ini, tambahnya, sudah ada tekanan dari harga-harga yang diatur oleh pemerintah.
“Bila risiko ini tidak diimbangi dengan belanja pemerintah yang produktif, tidak mustahil pertumbuhan ekonomi pada kuartal satu tahun ini masih dibawah 5%,'' terang Fakhul.
Dengan pencapaian pada kuartal terakhir tahun lalu, ujarnya, pemerintah sukses mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02% sepanjang 2016, lebih tinggi dibandingkan 2015 yang tumbuh sebesar 4,88%.
Sumbangsih terbesar masih diberikan oleh konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga yang tumbuh sebesar 6,62%, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,01, investasi tumbuh sebesar 4,48%.
Sementara itu, ekspor tercatat -1,74% karena peningkatan ekspor baru terjadi pada satu kuartal di periode Oktober-Desember, sehingga tidak mampu menutupi lemahnya ekspor pada kuartal pertama hingga kuartal ketiga. Lambatnya belanja pemerintah selama 2016 karena pemerintah cenderung sangat berhati-hati membelanjakan anggaran, membuat konsumsi pemerintah tumbuh negatif 0,15%.
"Kedepannya, kami melihat ruang untuk kejutan dari belanja pemerintah juga cukup besar mengingat kenaikan harga komoditas juga akan meningkatkan prospek dari belanja pemerintah,'' ujar Fakhrul.
Sementara itu terkait angka PDB kuartal IV/2016, sesuai dengan perkiraan Bahana Securities.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal empat tahun lalu mencatatkan pertumbuhan 4,94% secara tahunan,yang ditopang oleh masih kuatnya konsumsi rumah tangga, investasi dan perbaikan ekspor saat konsumsi pemerintah berjalan lambat.
Data statistik memperlihatkan dari sisi pengeluaran selama kuartal terakhir 2016, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,99%, konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga tumbuh 6,22%, investasi tumbuh sebesar 4,8%, ekspor tumbuh sebesar 4,24%, sedangkan konsumsi pemerintah tercatat -4,05%.
"Kedepannya, kami melihat ruang untuk kejutan dari belanja pemerintah juga cukup besar mengingat kenaikan harga komoditas juga akan meningkatkan prospek dari belanja pemerintah,'' ujar Fakhrul.