Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Penyebab Pertumbuhan Ekonomi Melambat pada Kuartal IV/2016

Mengapa pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2016 melambat lagi di level 4,94%, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 5,17%?
Badan Pusat Statistik/Istimewa
Badan Pusat Statistik/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Mengapa pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2016 melambat lagi di level 4,94%, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 5,17%?

Suhariyanto, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan, ada beberapa hal yang terjadi pada kuartal terakhir tahun lalu sehingga mempengaruhi keseluruhan ekonomi Indonesia.

Pertama, kondisi perekonomian global pada kuartal IV/2016 menunjukkan peningkatan namun belum merata.

Kedua, harga komoditas di pasar global mulai meningkat. Ketiga, ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia pada umumnya membaik. China sedikit menguat dari 6,7% menjadi 6,8%, Amerika Serikat menguat dari 1,7% menjadi 1,9%, Singapura menguat dari 1,1% menjadi 1,8%.

Ketiga, inflasi pada kuartal tersebut mencapai 1,04% (qtq).

Keempat, realisasi belanja pemerintah mencapai Rp549 triliun (26,36% dari pagu). Padahal, periode yang sama tahun lalu mencapai Rp537,75 triliun (27,10% dari pagu).

Kelima, penjualan mobil secara wholesale (penjualan sampai tingkat dealer) pada kuartal terakhir tahun lalu mencapai 278.894 unit, naik 11,24% (qtq) dan 12,18% (yoy).

Keenam, nilai transaksi debit untuk belanja tumbuh 18,29%, menguat dari 17,86% pada 2015.

Ketujuh, pertumbuhan permintaan kredit baru dan penyaluran dana pihak ketiga merupakan pendorong pertumbuhan lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi.

Kedelapan, imporbarang konsumsi tumbuh 13,56%, setelah terkontraksi 14,17% pada 2015.

Kesembilan, produksi semen pada kuartal IV/2016 sebesar 17,18 juta ton atau naik 15,95% (qtq) dan turun 2,87% (yoy).

Kesepuluh, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indoneia pada Januari-November 2016 mencapai 10,41 juta kunjungan atau naik sebesar 10,46% (ctc)

“Konsumsi pemerintah paling besar pengaruhnya karena mengalami minus 4,05% (yoy),” katanya dalam konferensi pers, Senin (6/2/2016).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper