Bisnis.com, BANDUNG - Bupati Bandung Dadang M. Naser pesimistis proyek jalan tol Soroja bisa selesai tepat waktu.
Pemerintah Kabupaten Bandung mengaku kecewa dengan kinerja para pelaksana pembangunan Tol Soreang-Pasir Koja (Soroja) yang selalu gagal mewujudkan janjinya dalam penyelesaian proyek senilai Rp1,5 triliun tersebut.
Awalnya, proyek tersebut dijanjikan tuntas pada Agustus 2016, tetapi meleset sehingga ditarget ulang menjadi akhir tahun 2016. Lagi-lagi, janji tersebut tidak terealisasi dengan proses pengerjaan saat ini baru 65%, padahal harus tuntas pada April 2017.
Dadang mengaku pesimistis jalan tol tersebut akan tuntas pada April mendatang apabila melihat perkembangan di lapangan yang masih belum menggembirakan.
"Kalau begini kami jadi beranggapan pemborong dan pengembang proyek bekerja tidak profesional. Seharusnya bisa dikerjakan 24 jam dengan menambah pegawainya, dan kalau ada [pekerjaan] subkontrak tolong pembayarannya yang benar," katanya kepada wartawan di Soreang, Jumat (3/2/2017).
Pihaknya juga menyoroti investor harus menunjukan kemampuan finansialnya, karena di lapangan didapatkan laporan adanya pihak ketiga yang sudah menyelesaikan pekerjaannya tetapi belum dibayarkan oleh pemegang kontrak kerja.
Dia menilai, persoalan tersebut turut menghambat target pembangunan karena pihak ketiga menghentikan pekerjaannya dan baru bersedia melanjutkan apabila pekerjaan yang lalu telah dibayar.
"Dengan pekerjaan yang terus molor, tidak hanya investor yang menderita kerugian tapi juga pemda. Kalau terlambat seperti ini pemda rugi karena pertumbuhan ekonomi menjadi lambat dari yang seharusnya," tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Citra Marga Lintas Jabar (CMLJ) Bagus Medi Suarso tak memungkiri adanya keterlambatan yang dipicu sejumlah faktor antara lain cuaca yang dianggap kurang mendukung.
"Biaya pembangunan Tol Soroja sudah membengkak dari semula diperkirakan Rp1,1 triliun menjadi Rp1,3 triliun. Apabila pembangunan tersebut tidak selesai dana akan terus membengkak," ungkapnya.
Bagus menjelaskan saat ini progres pembangunan sudah mencapai 65% dan pihaknya telah merampungkan pekerjaan struktur, lima jembatan dan simpang susun Pasirkoja, serta sebagian pelapis beton.
"Nantinya, setelah beton tipis dilanjutkan dengan beton tebal antara 20-30 cm dengan teknologi khusus agar hasilnya bagus," tuturnya.
Meski begitu, masih terdapat sejumlah pekerjaan yang belum tuntas salah satunya pengurukan terutama di wilayah Margaasih. Pekerjaan tersebut dapat dituntaskan dengan cepat apabila cuaca mendukung.
"Selama ini, hambatan utama adalah hujan yang sering turun sejak awal pembagunan jalan tol pada September 2015," ujarnya.
Dia menambahkan, untuk mempercepat proses pembangunan pihaknya juga memberikan dana talangan Rp14 miliar untuk pembebasan 20 bidang tanah yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.