Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia dilaporkan menguasai pasar minyak sawit dan turunannya di Pakistan hingga 82% sepanjang 2016.
Dubes RI untuk Pakistan Iwan S. Amri mengatakan, Pakistan merupakan importir ketiga terbesar edible oil di dunia dengan jumlah mencapai 2,6 juta metrik ton pada 2016.
Adapun, sebagian besar impor edible oil dipenuhi dalam bentuk minyak sawit dengan jumlah 2,2 juta metrik ton.
"Minyak sawit Indonesia sejak 2014 hingga 2016 menguasai pasar sawit Pakistan. Pada 2014 Indonesia memiliki market share 72,5% yang meningkat menjadi 83% di 2015 dan 82% di 2016," kata Iwan seperti dikutip dalam situs Kementerian Luar Negeri, Kamis (26/1/2017).
Dikatakan, di negara Islam ini edible oil menstimulasi pertumbuhan berbagai industri mulai dari minyak goreng, makanan, hingga sabun. Sumber impor utama Pakistan untuk produk edible oil adalah Indonesia dan Malaysia.
Menurutnya, posisi dominan Indonesia di pasar sawit Pakistan perlu dipertahankan. Minyak sawit dan turunannya sebagai komoditi ekspor utama Indonesia ke Pakistan berkontribusi pada devisa negara sebesar US$1,4 miliar.
Pihaknya dan para pelaku industri sepakat bahwa diperlukan upaya bersama dalam memperkuat diplomasi sawit Indonesia di luar negeri. Permasalahan yang dihadapi sawit Indonesia berbeda-beda dan unik di tiap negara tujuan ekspor, sehingga diperlukan suatu upaya terpadu diplomasi sawit Indonesia di negara-negara tujuan ekspor utama.
Pelaku industri sawit Indonesia dan Pakistan juga berpandangan bahwa komoditi sawit dapat menjadi salah satu instrumen yang mempererat hubungan bilateral RI-Pakistan. Interaksi dagang antara pelaku sawit kedua negara dapat membuka interaksi bisnis lainnya, seperti investasi atau perdagangan komoditi ekspor lainnya yang menguntungkan kedua negara.
Perkembangan sawit ini disampaikan dalam Pakistan Edible Oil Conference (PEOC) kedua, yang diselenggarakan di Karachi pada 21 Januari 2017, oleh Pakistan Vanaspati Manufacturer Association (PVMA), Pakistan Edible Oil Refiners Association (PEORA), dan All Pakistan Solvent Extraction Association (APSEA).
Selain Dubes, pihak Indonesia dihadiri oleh Kementerian Perdagangan, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), dan Asosiasi Industri Minyak Nabati Indonesia (AIMNI).
"Hasil yang diperoleh dari forum bisnis ini dapat menjadi bahan masukan untuk pertemuan kedua Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement [PT-PTA] yang akan diadakan Februari 2017 di Islamabad," ujarnya.