Bisnis.com, SAMARINDA - Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat jumlah penduduk miskin di daerah tersebut mengalami penurunan 0,11% dibandingkan dengan Maret 2016 yaitu 212.920 jiwa menjadi 211.240 jiwa pada September 2016.
“Jumlah penduduk miskin atau penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan di Kaltim pada Maret 2016 sebesar 6,11%. Namun, hasil pendataan pada September 2016 turun menjadi 6%,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim M Habibullah di Samarinda, Kamis (5/1/2017).
BPS Kaltim juga mencatat selama Maret-September 2016, lanjutnya, garis kemiskinan naik sebesar 3,03%, yakni dari Rp 511.205 per kapita per bulan pada Maret, menjadi Rp 526.686 per kapita per bulan pada September 2016.
"Jumlah penduduk miskin di suatu wilayah dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin kita merupakan penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan berada di bawah garis kemiskinan," ujar M Habibullah.
Sebagai gambaran, jika dalam satu keluarga terdapat empat anggota keluarga dengan penghasilan kepala keluarga sebesar Rp2,5 juta, maka keluarga tersebut tidak bisa dikatkan penduduk miskin. Karena rata-rata satu anggota keluarga bisa membelanjakan Rp625.000, atau masih di atas garis kemiskinan.
"Komponen garis kemiskinan ada dua, yakni garis kemiskinan makanan dan nonmakanan. Dalam periode ini terlihat peranan komoditas makanan jauh lebih besar ketimbang peranan bukan makanan seperti perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan," ujar M Habibullah.
Pada September 2016 sumbangan dari komoditi makanan terhadap garis kemiskinan di Provinsi Kaltim mencapai 70,71%. Adapun, sisanya yang hanya 29,29% merupakan sumbangan dari nonmakanan.
Sementara itu, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan di Kaltim secara absolut mengalami peningkatkan, tetapi secara persentase mengalami penurunan. Adapun, di perdesaan jumlah penduduk miskinnya secara absolut mengalami penurunan, tetapi secara persentase mengalami peningkatan.
“Selama Maret hingga September 2016, penduduk miskin di perkotaan naik sebanyak 1.600 orang atau secara persentase turun 0,07%, sementara di perdesaan turun sebanyak 3.280 orang atau secara persentase naik 0,10%,” jelas M Habibullah.