Bisnis.com, PONTIANAK – Badan Pusat Statistik menunjukkan terjadi kenaikan inflasi Kota Pontianak pada Desember 2016 yang mencapai 0,93% dibandingkan dengan bulan sebelumnya berada di posisi 0,07%.
Kepala BPS Kalbar Pitono mengatakan penyebab kenaikan dari kelompok pengeluaran dipicu dari bahan makanan sebesar 2,16%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,04%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,22%, kelompok kesehatan 0,09% dan kelompok transportasi, komunikasi, jasa keuangan sebesar 2,29%.
“Sedangkan yang mengalami penurunan dari kelompok sandang mencapai 0,52% dan untuk kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga tidak mengalami perubahan indeks harga konsumen,” kata Pitono, Selasa (3/1/2016).
Sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga tertinggi secara berurutan adalah angkutan, ikan kembung, tarif pulsa ponsel, daging ayam ras, sayur bayam, kol putih atau kubis, kacang panjang, telur ayam ras, sewa rumah, dan bawang merah.
“Komoditas yang mengalami penurunan harga tertinggi seperti udang basah, emas perhiasan, beras, ikan tongkol, BH katun, baju muslim, daun singkong, susu untuk bayi, susu untuk tulang atau manula dan jeruk,” ujarnya.
Dibandingkan dengan kota-kota lain di pulau Kalimantan, menurutnya, inflasi Kota Pontianak dan Singkawang bukan merupakan inflasi tertinggi atau berada di posisi ke 5 dan 7 di antara kota lainnya.
Urutan pertama Sampit sebesar 1,30%, selanjutnya Palangkaraya sebesar 1,28%, Tanjung sebesar 1,02% baru Pontianak, diikuti Samarinda sebesar 0,87%, Singkawang sebesar 0,83, Banjarmasin sebesar 0,82 dan Tarakan 0,41%.