Bisnis.com, JAKARTA—Menjelang Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, Kementerian Perdagangan melakukan pemantauan harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan di berbagai daerah.
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengecek harga jual dan stok pangan di 4 pasar di Jabodetabek, yaitu Pasar Induk Kramat Jati, Pasar Minggu, Pasar PSPT Tebet Timur, dan Pasar Induk Beras Cipinang.
Dari hasil pemantauan tersebut, ditemukan adanya disparitas harga yang tinggi di wilayah Jakarta. Harga bawang di PSPT Tebet Timur misalnya, hanya Rp22.000-Rp25.000 per kilogram. Namun, di tiga pasar lainnya mencapai lebih dari Rp40.000 per kilogram.
Enggartiasto mengatakan akan segera mengatasi hal ini. “Di kalangan pasar saja sudah memberikan kontribusi kenaikan harga hampir 100%. Hal ini tidak bisa dibiarkan. Disparitas harga yang terjadi menunjukkan adanya mata rantai yang berlebihan. Ini akan ditelusuri dan diatasi agar mata rantai bisa dikurangi dari pasar induk,” papar dia dalam pernyataan resmi yang diterima Bisnis.com, Kamis (15/12/2016).
Enggartiasto menjelaskan pada dasarnya pedagang harus mendapatkan keuntungan, tapi tidak dalam jumlah yang berlebihan sampai memberatkan konsumen. Untuk itu, Kemendag bakal memangkas mata rantai distribusi.
Pemerintah juga akan mewajibkan pemasangan papan informasi harga di semua pasar yang dibangun dari dana alokasi khusus (DAK) dan tugas pembantuan APBN demi membantu menghilangkan gejolak harga.