Bisnis.com, BANDUNG - Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada 2017 diperkirakan 5,5%-5,9% secara tahunan seiring dengan tren perbaikan ekonomi nasional dan global.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Rosmaya Hadi menilai sepanjang 2016 perekonomian Jabar diperkirakan berkisar 5,3%-5,7% yang ditopang oleh industri pengolahan dengan pangsa pasar 43,03%, perdagangan 15,21%, dan pertanian 8,71%.
"Pertumbuhan dua sektor utama yaitu industri pengolahan dan perdagangan pada tahun ini memang diperkirakan masih berada di bawah rata-rata pertumbuhan historisnya pada 2011-2015, sedangkan sekor pertanian diperkirakan tumbuh di atas rata-rata historisnya," paparnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2016 di Bandung, Selasa (29/11/2016).
Rosmaya memaparkan walaupun perkiraan masih berada di bawah rata-rata historisnya, tetapi perekonomian Jabar menunjukkan mulai adanya pemulihan pada kinerja perekonomian, khususnya dibandingkan dengan 2014 yaitu 5,09% dan 2015 sebesar 5,03%.
Sejak 2010, perekonomian Jawa Barat rata-rata berkisar 6,02% (yoy) selalu tumbuh di atas nasional yang pada triwulan III/2016 masih bertumbuh 5,02% (yoy).
Selain itu, lapangan usaha di Jawa Barat juga berkontribusi terbesar terhadap nasional secara berturut-turut seperti di industri pengolahan (27,7%), jasa lainnya (15,1%), perdagangan (15,1%) serta transportasi dan pergudangan (14,9%).
"Jawa Barat menjadi provinsi dengan pangsa industri pengolahan terbesar. Ini menunjukkan peran penting Jawa Barat dalam mendorong akselerasi perekonomian nasional yang bernilai tambah tinggi," ungkapnya.
Dia menilai seiring dengan terbatasnya pertumbuhan ekonomi domestik, pertumbuhan PMDN ke Jawa Barat selama dua tahun terakhir ikut menurun. Akan tetapi pertumbuhan PMA terus meningkat khususnya ke sektor industri pengolahan. Jawa Barat merupakan salah satu tujuan investasi utama dengan pangsa terhadap nasional untuk PMA mencapai 20,4% dan PMDN 14,1%.
Rosmaya menambahkan, laju inflasi Jawa Barat juga masih terkendali di level yang cukup rendah, seiring dengan tren core inflation yang menurun. Inflasi Jawa Barat pada akhir tahun 2016 diperkirakan pada kisaran 2,8%--3,2% (yoy).
"Mencermati dinamika perekonomian global dan nasional, prospek pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada 2017 diperkirakan pada kisaran 5,5%-5,9% (yoy). Di sisi lain, inflasinya pada kisaran 3,5%--2,9% atau berada pada target inflasi nasional.”
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengungkapkan kondisi perekonomian Jawa Barat terbilang bagus jika dilihat dari sisi pertumbuhan ekonomi di angka 5,3% dan nasional 5,02% sehingga pengaruhnya juga tinggi karena 20% Indonesia ada di Jabar.
"Kalaulah hitung-hitungan industri manufakturnya di Jawa Barat, hitung-hitungan ekspor-impornya di Jawa Barat, bukan di Tanjung Priok. Bisa jadi Jabar nomor satu atau paling tidak nomor dua nasional. Nantilah kita buktikan ketika sudah punya Pelabuhan Patimban," ujar Aher sapaan akrabnya.
Aher optimistis dengan adanya Pelabuhan Patimban akan mengerek statistik perekonomian karena semua barang-barang yang diproduksi di Jawa Barat dicatat ekspornya di Patimban sehingga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan.
Selain itu, arus investasi juga semakin besar khususnya pemodal asing (PMA) di Jabar menjadi nomor satu, sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) nomor dua setelah Jawa Timur.
"Ini Tanda-tanda bahwa Jabar relatif bagus, tinggal kita harus mengukur pemerataannya di lapangan dengan indeks gini ratio yang lebih turun dan kemiskinan yang turun jadi 8,9%," ujarnya.
Ekonomi Jabar Tahun Depan Diproyeksikan Tumbuh Hingga 5,9%
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada 2017 diperkirakan 5,5%--5,9% secara tahunan seiring dengan tren perbaikan ekonomi nasional dan global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Agne Yasa
Editor : Yusuf Waluyo Jati
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 jam yang lalu