Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arus Modal Eksodus, China Tetap Bertahan dengan Strategi Terbuka

China menegaskan tetap pada kebijakan terbuka dan strategi going out terhadap lini investasi, bahkan ketika guncangan depresiasi yuan menimbulkan kekhawatiran berlarinya arus modal ke sejumlah negara lain.
Ekonomi China./.Reuters
Ekonomi China./.Reuters

Bisnis.com, BEIJING - China menegaskan tetap pada kebijakan terbuka dan strategi going out terhadap lini investasi, bahkan ketika guncangan depresiasi yuan menimbulkan kekhawatiran berlarinya arus modal ke sejumlah negara lain.

Para Pejabat dari Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC), Kementerian Perdagangan, People's Bank of China (PBOC), dan Administrasi Negara Valuta Asing (SAFE) bersepakat bahwa China akan terus mendorong perkembangan yang sehat terhadap investasi keluar.

Dalam sebuah laporan seperti dikutip Reuters, Senin (28/11/2016), China sebenarnya berencana memperketat kontrol pada perusahaan yang ingin berinvestasi di luar negeri, dalam upaya untuk memperlambat gelombang arus modal keluar.

Ketika Beijing sibuk membendung saluran resmi bagi uang yang keluar dari China, dana yang lebih banyak malah bocor keluar dengan derasnya karena invesor ditengarai berlari dari negara yang tengah mengalami perlambatan ekonomi dan pelemahan mata uang tersebut.

Dalam sebuah laporan China International Capital Corporation (CICC) menyebutkan lonjakan investasi luar negeri tak hanya meningkatkan risiko valuta asing, tetapi juga menimbulkan potensi ancaman terhadap sistem keuangan China jika kondisi mulai memburuk.

Menurut laporan tersebut dijelaskan, pengalaman pasar negara berkembang telah berulang kali menunjukkan bahwa perdagangan mata uang satu arah, baik terapresiasi maupun terdepresiasi, cenderung akan diikuti oleh kerugian yang cukup besar pada lembaga keuangan lokal.

“Dengan kata lain, investasi luar negeri yang ceroboh bisa mengancam stabilitas keuangan," demikian tertulis dalam laporan CICC.

Pada kondisi saat ini, Bank Sentral China bahkan mendesak bank-bank komersial di Shanghai untuk menjaga arus keluar melalui Shanghai Free Trade Zone (FTZ) dengan menyamar sebagai investasi asing.

Sementara itu, stabilitas nilai tukar yterpantau cukup baik saat ini, setelah beberapa waktu lalu mengalami volatilitas terhadap dolar AS.

Sebelumnya, nilai tukar ymerosot dengan cepat sejak kemenangan mengejutkan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat 8 November lalu. Mata uang Negeri Panda itu tenggelam pada level terendah dalam 8,5 tahun terakhir terhadap dolar AS pekan lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper