Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dubai Port Incar Teluk Lamong & Tanjung Api-Api, Luhut: Mereka Bawa Duit Miliaran Dolar!

Investor asal Uni Emirat Arab berminat terhadap dua proyek terminal peti kemas di Indonesia yakni Teluk Lamong di Jawa Timur dan Tanjung Api-Api, Sumatra Selatan, dengan investasi miliaran dolar AS.
Sejumlah pekerja melakukan penyelesaian pengerjaan harbour mobile crane (HMC) pelabuhan teluk lamong di Perairan Gresik./Antara
Sejumlah pekerja melakukan penyelesaian pengerjaan harbour mobile crane (HMC) pelabuhan teluk lamong di Perairan Gresik./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Investor asal Uni Emirat Arab berminat terhadap dua proyek terminal peti kemas di Indonesia yakni Teluk Lamong di Jawa Timur dan Tanjung Api-Api, Sumatra Selatan, dengan investasi miliaran dolar AS.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pihaknya bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk melaporkan terkait adanya minat investor asal Uni Emirat Arab untuk menanamkan modalnya di terminal peti kemas.

“[Bertemu Presiden] Mengenai Dubai Port. Tadi [Dubai Port] datang ke saya. Mereka mau investasi di Teluk Lamong dan Tanjung Api-Api,” katanya di Kompleks Istana Negara, Jumat (18/11/2016) sore.

Tadi, lanjutnya, Presiden memerintahkan untuk harus bisa dieksekusi karena investor tersebut membawa dana miliaran dolar AS untuk investasi. Luhut mengungkapkan jika investor menginginkan agar prosesnya bisa dilakukan dengan cepat. Menurutnya, investasi tersebut bukan lagi sekadar tawaran, melainkan sudah bekerja tetapi agak terhenti.

“Tadi saya dorong agar supaya lebih cepat. Dari Presiden setuju dan hari Senin [21/11], mereka akan datang ke kantor dan bicara untuk percepat proses itu tadi,” katanya.

Luhut menambahkan bahwa nilai investasi ekspansi terminal peti kemas tersebut mencapai miliaran dolar AS. Saat ini studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk ekspansi tersebut bahkan sudah ada.

Pada ajang Indonesia Infrastructure Week dan Konstruksi Indonesia 2016, Presiden Joko Widodo kembali menegaskan komitmennya untuk memberikan prioritas pembangunan infrastruktur dan memberikan kesempatan kepada pihak swasta.

Pasalnya, anggaran pendapatan dan belanja negara tidak bisa mencukupi kebutuhan biaya infrastruktur selama lima tahun yang mencapai Rp5.000 triliun rupiah. Berdasarkan perkiraan, APBN selama lima tahun untuk pembangunan diperkirakan hanya Rp1.500 triliun, sehingga masih ada kekurangan sekitar 75%.

Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo membuka peluang seluas-luasnya bagi sektor swasta untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur.

Presiden menawarkan tiga skema berinvestasi untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Pertama, skema sekuritisasi yaitu menjual aset kepada swasta untuk mendapatkan suntikan modl kembali untuk membangun infrastruktur yang lain.

Presiden juga sudah menyampaikan ke Jasa Marga, ke Wijaya Karya, ke Waskita Karya yang memiliki jalan-jalan tol untuk membangun jalan tol sebanyak-banyaknya bukan memiliki jalan tol. Dengan demikian, jalan tol yang sudah ground field mulai dilepas supaya dapat modal lagi untuk membangun di tempat yang lain.

Skema kedua adalah skema konsesi yaitu pengelolaan aset infrastruktur umum oleh swasta. Presiden Joko Widodo juga mempersilakan yang mau masuk, baik yang berupa pelabuhan maupun bandara.

“Silakan yang mau masuk baik yang berupa pelabuhan, berupa airport silakan. Skema-skema seperti ini yang akan terus kita kembangkan. Beberapa pelabuhan sudah dilepas Kementerian Perhubungan untuk ditawarkan, peluang seperti ini yang terus kita tawarkan karena APBN tidak cukup untuk membangun infrastruktur yang ada di negara kita” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukas Hendra TM
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper