Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petrogres Akan Produksi 100.000 Ton NPK Phonska Plus

PT Petrokimia Gresik (Petrogres) berencana memproduksi produk baru, pupuk NPK Phonska Plus pada tahun depan yang mencapai 100.000 ton mengingat tingginya permintaan yang sejalan dengan kebutuhan hasil produk pangan yang berkualitas.
Ilustrasi pupuk phonska/Antara-Ekho Ardiyanto
Ilustrasi pupuk phonska/Antara-Ekho Ardiyanto

Bisnis.com, SURABAYA - PT Petrokimia Gresik (Petrogres) berencana memproduksi produk baru, pupuk NPK Phonska Plus pada tahun depan yang mencapai 100.000 ton mengingat tingginya permintaan yang sejalan dengan kebutuhan hasil produk pangan yang berkualitas.
 
Direktur Pemasaran Petrogres Meinu Sadariyo mengatakan Petrogres telah meluncurkan produk pupuk NPK Phonska Plus yang mengandung unsur hara mikro seperti Sulfur (S) 9% dan Zinc sebesar 2.000 part per million (ppm) pada bulan ini.
 
Peluncuran tersebut lebih lambat dibandingkan pemasaran lantaran tingginya permintaan. Sejak diproduksi selama Oktober-November 2016 total realisasi permintaan sudah mencapai 3.000 ton, dengan rincian 1.000 ton dari Jawa-Bali, dan 2.000 ton dari luar Jawa.
 
“Hal ini yang membuat kami memproduksi dan mendistribusikan NPK Phonska Plus lebih awal dari jadwal peluncurannya. Namun kami targetkan selama Oktober-Desember ini bisa memproduksi lagi 15.000 ton,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat (18/11/2016).
 
Dia menjelaskan pupuk NPK Phonska Plus dikemas dalam kantong dengan berat bersih 25 kg, berbentuk granul, berwarna putih dan bersifat higroskopis (mudah larut dalam air). Dari segi kandungan, NPK Phonska Plus mengandung unsur hara makro lengkap seperti Nitrogen (N), P 2 O 5 atau Fosfat (P), dan Kalium (K 2 O) dengan kadar masing-masing 15%.
 
“Yang membedakan NPK Phonska Plus dengan Phonska bersubsidi adalah dari sisi tambahan unsur hara mikro seperti Sulfur (S) 9% dan Zinc sebesar 2.000 ppm,” imbuhnya.
 
Meinu mengatakan kandungan Phonska Plus ini sangat dibutuhkan lahan di Indonesia. Berdasarkan data International Fertilizer Association (IFA), sebesar 50% kondisi lahan pertanian dunia mengalami defisiensi unsur hara mikro Zinc (Zn) yang cukup signifikan.
 
Peta defisiensi Zinc menunjukkan bahwa Indonesia termasuk wilayah dengan defisiensi terparah di dunia. IFA menyebutkan sepertiga populasi dunia atau sekitar 2 miliar manusia juga mengalami defisiensi nutrisi Zinc pada tubuh.
 
Adapun kebutuhan nutrisi Zinc pada manusia utamanya berasal dari asupan pangan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya penambahan unsur hara mikro Zinc pada lahan pertanian.
 
Meinu menambahkan pihaknya optimistis mencapai target-target karena besarnya potensi pasar pupuk NPK di Indonesia dengan rata - rata pertumbuhan kebutuhan mencapai 6,53% per tahun.
 
“Potensi kedua, dalam dua tahun terakhir, alokasi pupuk NPK bersubsidi hanya sebesar 2,5 juta ton (Permentan 130/2014 dan Permentan 60/2015). Sedangkan kebutuhan pupuk NPK untuk sektor pangan, hortikultura, dan perkebunanrakyat mencapai 9,1 juta ton/tahun,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper