Bisnis.com, PEKANBARU-- Sejumlah maskapai penerbangan di Pekanbaru terganggu akibat tingginya curah hujan yang disebabkan oleh La Nina.
General Maneger PT Garuda Indonesia tbk (GIAA) Pekanbaru mengatakan pihak maskapai tidak bisa berbuat apa-apa jika cuaca mengganggu jadwal penerbangan.
"Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika sudah menyampaikan hujan akan terus terjadi selama beberapa hari ke depan. Maskapai tidak bisa berbuat apa-apa," katanya saat diwawancarai Bisnis, Rabu (16/11/2016).
Maskapai juga lebih menjunjung tinggi keamanan penumpang, ketimbang harus lebih memperhatikan jadwal, di saat kondisi cuaca mengganggu penerbangan.
Penerbangan lebih baik ditunda (delay), dialihkan (divert) ataupun tidak terbang sama sekali, demi mementingkan keselamatan penumpang.
Namun, menurut Refki, setiap maskapai punya perhitungan yang matang untuk mengambil tindakan itu. Refki mengatakan Garuda Indonesia mempunyai klasifikasi keamanan yang lebih tinggi dibandingkan maskapai-maskapai lainnya. Ditanya soal kerugian, Garuda Indonesia belum menghitung berapa kerugian yang dikibatkan hujan badai ini.
"Kita juga tetap mengikuti regulasi-regulasi, seperti refund tiket dan sebagainya," kata Refki.
Namun, maskapai di Pekanbaru bisa sedikit lega karena Riau dan Indonesia terbebas dari bencana kabut asap. Tahun lalu, kabut asap membuat setiap maskapai merugi hingga miliaran rupiah.
"Kita berharap bencana kabut asap ataupun bencana akibat kelalaian manusia tidak terjadi lagi pada tahun depan," kata Refki.
Pantauan Bisnis di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, dalam dua minggu terakhir setiap harinya ada sekitar 3 maskapai yang menunda jadwal keberangkatan dan kedatangan pesawat.
Sementara itu, BMKG sudah memperingatkan kepada pihak maskapai tentang kondisi cuaca ini. BMKG memprediksi Badai La Nina akan terjadi hingga memasuki awal tahun 2017.
Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin menyebutkan tahun ini sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Riau akan dilanda Badai La Nina.
"Kondisi cuaca saat ini berbeda dengan tahun lalu. Selama empat bulan, Agustus-November 2015 yang dilanda El Nino atau musim kemarau panjang," katanya.
Sugarin mengatakan La Nina juga menolong Riau dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, Riau juga terbebas dari bencana kabut asap yang sudah menjadi bencana tahunan semenjak 18 tahun lalu.