Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daging Kerbau Impor, Bulog Yogya: Warga Belum Butuh

Perum Bulog Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan hingga saat ini masyarakat setempat belum mengajukan permintaan daging kerbau beku yang diimpor dari India.
Ilustrasi kerbau/pertanian.go.id
Ilustrasi kerbau/pertanian.go.id

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Perum Bulog Divisi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan hingga saat ini masyarakat setempat belum mengajukan permintaan daging kerbau beku yang diimpor dari India.

"Begitu ada permintaan kami siap menyediakan. Sejauh ini DIY belum membutuhkan," kata Kepala Bulog Divre DIY Miftahul Adha, Minggu (13/11/2016).

Menurut Miftah, daging kerbau sendiri baru akan didatangkan dari Jakarta apabila sudah ada permintaan dari masyarakat atau instruksi langsung dari Bulog pusat. Hingga saat ini DIY belum mendapatkan kuota daging kerbau impor itu.

"Kalau ada instruksi dari pusat kami akan teruskan dengan sosialisasi bahwa ada daging murah yang tidak kalah sehat dengan sapi," kata dia.

Bulog DIY, menurut dia, telah menyiapkan berbagai sarana yang dibutuhkan untuk menampung daging kerbau impor itu apabila ada instruksi langsung dari pusat.

Miftah menilai, hingga saat ini masyarakat belum membutuhkan alternatif daging meski daging sapi di pasaran masih dalam katagori stabil tinggi. "Kami menilai masyarakat DIY masih tenang-tenang saja," kata dia.

Sebelumnya, kepala Subbidang Distribusi Pangan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) DIY Sumaryatin mengatakan harga daging sapi di pasaran, meski telah mengalami penurunan dibandingkan dengan Lebaran.

Namun tetap masih tergolong stabil tinggi. Harga daging sapi lokal di pasaran yang hingga kini masih tinggi yakni Rp116.000 per kilogram. Menurut dia, harga daging sapu sulit turun karena pasaran daging sapi di DIY ini masih dikuasai asosiasi.

Menurutnya, asosiasi produsen daging sapi yang tidak ia sebutkan namanya itu mampu menguasai 60 persen pasokan daging sapi di pasaran DIY khususnya di Kulon Progo, Gunung Kidul, dan Bantul.

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) DIY Sutarno membenarkan dominasi asosiasi itu. Meski demikian, dia menilai masyarakat sudah menyesuaikan diri dengan harga daging saat ini sehingga tidak perlu dilakukan operasi pasar untuk menurunkan harganya.

"Konsumen daging sapi di DIY memiliki segementasi khusus sehingga permintaan daging di pasaran juga stabil dan tidak ada gejolak," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper