Bisnis.com, MATARAM- Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH. Zainul Madji mengapresiasi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri sebagai penyumbang devisa bagi negara dan daerah.
"Remitansi TKI rata-rata sebesar Rp800 miliar hingga Rp900 miliar setiap tahunnya yang datang masuk melalui perbankan. Sementara dana remitansi yang masuk melalui perbankan sebesar sepertiga dari total remitansi TKI," ujar Madji dalam sambutannya dalam penandatanganan Komitmen Bersama Program Perbaikan Tata Kelola Layanan TKI di Mataram, Selasa (8/11/2016).
Madji berharap dana remitansi yang masuk ke daerah bisa diarahkan untuk menggerakkan sektor produktif agar dapat berdampak bagi perekonomian daerah. Untuk itu, Gubernur berharap keseriusan dalam menyelesaikan persoalan TKI ini.
Lebih lanjut Gubernur menyatakan, permasalahan TKI di luar negeri dikeluhkan berasal dari penanganan persoalan dalam negeri yang tidak dikelola dengan baik.
Gubernur menilai biaya yang besar dan prosedur yang terlalu panjang membuat para calon TKI memilih untuk melewati jalan pintas melalui calo.
"Ada yang susah mengembalikan uang yang dipinjam sehingga menjadi kriminal untuk membayar biaya keberangkatan, karena kriminal, ditembak mati hanya jenazahnya saja yang pulang," ujar Madji.
Madji juga mengatakan bahwa banyak laporan yang masuk melalui sms centre pemerintah provinsi NTB yang mengeluhkan mengenai tingginya biaya yang diperlukan untuk pengurusan paspor. Ini menunjukkan masih belum maksimalnya penanganan pelayanan bagi TKI.