Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pebisnis Sawit RI Belajar Cegah Karhutla dari Rusia

Pemerintah Federasi Rusia masih berjibaku untuk memadamkan kebakaran 3 juta hektare hutan per tahun kendati selama satu dekade ini telah menyiapkan sistem penanganan kebakaran yang terintegrasi.
Helikopter BNPB jenis MI-8 melakukan pengeboman air di atas areal hutan dan lahan yang terbakar di Desa Medang Kampai, Dumai, Riau, Selasa (9/8)./Antara
Helikopter BNPB jenis MI-8 melakukan pengeboman air di atas areal hutan dan lahan yang terbakar di Desa Medang Kampai, Dumai, Riau, Selasa (9/8)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Federasi Rusia masih berjibaku untuk memadamkan kebakaran 3 juta hektare hutan per tahun kendati selama satu dekade ini telah menyiapkan sistem penanganan kebakaran yang terintegrasi.

Head of Rusia Department Agricultural Sciences Nikolai Korshunov mengungkapkan Negeri Beruang Merah mulai mengadopsi sistem pemadaman kebakaran hutan semenjak 1931. Pasalnya, Rusia diselimuti 776,3 juta hektare (ha) kawasan hutan, terluas di dunia, yang rentan dengan kemunculan api.

Karena itulah, pada 2005 Presiden Vladimir Putin meluncurkan sistem informasi pemantauan jarak jauh (RMIS) kebakaran hutan terintegrasi. Dengan sistem ini, pemerintah federal bisa mengumpulkan sekaligus mengolah data titik api dari seluruh negara bagian.

“Sistem ini juga bisa diakses siapapun secara online. Kami sampai tahu kebakaran sampai di daerah yang tidak bisa diakses,” paparnya dalam Seminar Penanganan Kebakaran Secara Profesional dalam Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit di Lahan Gambut di Jakarta, Senin (7/11/2016).

Seluruh hutan Rusia, tambah Nikolai, terdeteksi RMIS secara real-time karena satu titik tanah dijangkau satelit sampai 30 kali per hari. Karena itu, pemegang konsesi pun tidak bisa mengelak jika kebakaran muncul di hutan yang dikelolanya.

Bila titik api terpantau, tim pemadam segera dikerahkan ke lokasi. Dalam standar penanganan kebakaran hutan di Rusia, penjinak api datang paling cepat 15 menit dan paling lama 3 jam ke lokasi kebakaran.

Rusia diperkuat oleh 50.000 orang pemadam kebakaran, 20.000 unit kendaraan dan alat pemadan api, serta 400 pesawat maupun helikopter. Mereka ditempatkan di sekitar 2.000 pos di seantero Rusia. “Kalau pesawat dan helikopter ada di sekitar 300 pangkalan udara,” kata Nikolai.

Kendati dilengkapi infrastruktur dan sistem canggih, Rusia masih tetap menghadapi kasus kebakaran. Menurut Nikolai, setiap tahun ada 20.000-30.000 kasus kebakaran hutan di negeri itu dengan luas lahan terbakar mencapai 3 juta ha.

Pemerintah Rusia, tambah dia, tetap menganggap potensi kebakaran di negeri itu bisa lebih besar bila sistem tidak ada. Andai kebakaran terjadi, kerugian dalam bentuk materi maupun nonmateri akan jauh lebih besar.

“Investasi kami dalam bentuk uang dan tenaga untuk mengatasi kebakaran jauh lebih kecil dibandingkan kalau kebakaran sudah terjadi,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia Sahat Sinaga menilai pemerintah maupun pelaku usaha di Tanah Air perlu belajar mencegah kebakaran dari Rusia. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia pun telah menandatangani nota kesepahaman dengan badan pemadan kebakaran negeri itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper