Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah China siap bahu-membahu bersama negara lain menjalankan Perjanjian Paris mengenai Perubahan Iklim dalam rangka mencegah pemanasan global.
Presiden China Xi Jinping mengatakan Perjanjian Paris menghantarkan fase baru dalam kerja sama internasional untuk menghadapi pemanasan global. China sendiri, menurut dia, akan bersikap positif dan mendorong ekonomi rendah karbon dan berperang menghadapi perubahan iklim.
“China ingin memperkuat komunikasi dan kerja sama dengan semua pihak dan membangun mekanisme tata kelola iklim global yang kolaboratif, hasil yang win-win, masuk akal, dan berkeadilan,” katanya sebagaimana dikutip dari Xinhua, Sabtu (5/11/2016).
Penegasan Xi dinyatakan dalam surat ucapan selamat kepada Sekretaris Jenderal Perserikanan Bangsa-Bangsa Ban Ki Moon atas diratifikasinya Perjanjian Paris. Dalam surat itu, Xi bersyukur atas upaya bersama negara-negara lain sehingga Perjanjian Paris menjadi salah satu kesepakatan internasional yang berlaku paling cepat dalam sejarah.
Perjanjian Paris efektif dimulai sejak Desember 2015. China menandatangani perjanjian itu pada 22 April 2016 dan meratifikasinya pada 3 September.
Sementara itu, Indonesia secara resmi meratifikasi Perjanjian Paris pada 19 Oktober ketika parlemen mengesahkan UU No. 16/2016 tentang Pengesahan Perjanjian Paris. Pada 1 November, Indonesia menjadi negara ke-89 yang secara resmi menyerahkan salinan ratifikasi kepada PBB.